Catatan Negatif untuk Transportasi Udara
Selain itu, moda angkutan udara juga menorehkan catatan negatif ketika moda lain mencatatkan kenaikan jumlah penumpang. Moda udara menorehkan penurunan jumlah penumpang hingga 27,24%, dari 2018 yang mencapai 4,85 juta penumpang adapun pada musim Lebaran 2019 hanya 3,52 juta penumpang.
Penurunan itu, papar Sugihardjo, dipicu oleh harga tiket termurah yang dijual selama masa Lebaran 2019 meningkat 16%–79,5%, dengan kenaikan rata-rata sebesar 34,2%–60,7% dibandingkan dengan harga tiket terendah pada masa Lebaran 2018.
Dia menjelaskan peningkatan harga tiket terendah tersebut menjadi alasan utama yang menyebabkan pengguna angkutan udara pada 2019 lalu memilih beralih ke moda lain.
“Namun kalau yang membelinya jauh-jauh hari itu ada tarif rendahnya itu ada tiket tarif rendahnya, tarif rendahnya lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,” tuturnya.
Dalam perbandingan harga tiket, imbuhnya, harga terendah merupakan indikator keterjangkauan segmen pasar tertentu dalam mendapatkan pelayanan jasa angkutan udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B. Pramesti mengamini hasil temuan Badan Litbang Perhubungan tersebut. Dia menyebutkan memang ada dampak psikologis akibat kenaikan tiket pada periode sebelum Angkutan Lebaran 2019.