Bisnis.com, JAKARTA - Empat BUMN operator pelabuhan segera mengintegrasikan sistem pembayaran jasa kepelabuhanan secara nasional.
Saat ini Pelindo I, II, III, dan IV memiliki sistem pembayaran sendiri-sendiri yang berlaku sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan, integrated billing system (IBS) yang diterapkan Pelindo III memiliki layanan e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment, e-invoice, e-billing, dan e-care yang mencakup seluruh tahap layanan yang dibutuhkan pengguna jasa.
Sejak akhir 2016, IBS Pelindo III bahkan telah terintegrasi dengan Inaportnet milik Kementerian Perhubungan untuk wilayah operasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Setahun kemudian, IBS mulai diterapkan di pelabuhan lainnya di wilayah kerja Pelindo III. Lalu pada 2018, IBS telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Perdagangan Antarpulau (SIPAP) milik Kementerian Perdagangan.
“Standardisasi ini membuat proses bisnis berjalan lebih simpel dan terukur sehingga tercapai efisiensi. Ini diharapkan akan berimbas positif untuk menekan biaya logistik nasional,” katanya dalam siaran pers, Jumat (14/6/2019).
Direktur Utama Pelindo II atau IPC Elvyn G. Masassya berharap, IBS antar-Pelindo efektif diterapkan mulai kuartal IV/2019. Adapun pada kuartal sebelumnya, implementasi masih bertahap. "Ini sudah tahap finalisasi, sebagai bagian dari program Pelindo Incorporated," katanya saat dihubungi, Minggu (16/6/2019).
Sama seperti Pelindo III, IPC juga telah menerapkan IBS di lingkup wilayah kerja dengan fitur meliputi e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment, e-invoice, dan e-customer care.
Menteri BUMN sebenarnya sudah lama memberikan arahan agar keempat Pelindo bersinergi menyusun dan menerapkan sistem pembayaran tarif jasa kepelabuhanan berbasis elektronik (single billing) yang terintegrasi secara nasional.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo juga sempat mengkritik sistem teknologi informasi di pelabuhan yang belum sepenuhnya terintegrasi (Bisnis.com, 2/5/2019).
Menurutnya, sistem TI antara Pelindo I, II, III, hingga IV, bahkan belum terkoneksi sehingga pengguna jasa harus membuka satu per satu portal Pelindo untuk mengakses informasi jasa kepelabuhanan.
Direktur Operasi dan Komersial Pelindo III Putut Sri Muljanto menjelaskan, pada fase awal kerja sama, setiap Pelindo akan menunjuk satu terminal peti kemas yang akan diintegrasikan. Pelindo III menunjuk Terminal Peti Kemas Banjarmasin.
“Pada tahap awal akan fokus pada segmen peti kemas dengan formulir yang telah terstandardisasi untuk proses receiving dan delivery peti kemas. Nantinya setelah lancar, akan terus dikembangkan pada pelabuhan lain dan komoditas kargo lainnya,” jelasnya.
Kesiapan sistem teknologi informasi Pelindo III, lanjut dia, diharapkan dapat berkontribusi dalam penyiapan the New IBS pada wilayah kerja keempat Pelindo. Para pengguna jasa nanti cukup mengatur kebutuhan secara online melalui aplikasi dalam telepon genggam dengan tiga layanan utama, yakni e-booking untuk memesan layanan, e-billing untuk mengakses tagihan, dan e-payment untuk membayar secara online.
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan antar-Pelindo harus saling bekerja sama untuk mengembangkan nilai kolektif, termasuk memberikan pelayanan terbaik yang transparan dan adil agar pengguna jasa nyaman. “IBS merupakan bagian dari rencana besar negara membuat pelabuhan berkembang berbasis ekosistem,” ujarnya.