Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolaborasi dengan Garuda, Sriwijaya Air Klaim Kuartal I Dulang Untung

Sriwijaya Air Group mengklaim sudah bisa memperoleh keuntungan pada kuartal I/2019 seiring dengan perbaikan manajemen dan strategi perusahaan.
Ilustrasi - Penumpang tiba di Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta, Jumat (4/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Ilustrasi - Penumpang tiba di Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta, Jumat (4/5/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Sriwijaya Air Group mengklaim sudah bisa memperoleh keuntungan pada kuartal I/2019 seiring dengan perbaikan manajemen dan strategi perusahaan.


Direktur Utama Sriwijaya Air Group Joseph A. Saul mengatakan, beberapa kewajiban juga sudah mulai bisa dibayar. Sebelumnya, utang maskapai milik keluarga Chandra Lie tersebut memiliki utang hingga Rp1,6 triliun.


"Sebelumnya memiliki utang besar, kondisi sulit. Kuartal I/2019 sudah berbalik dan mulai ada keuntungan," kata Joseph, Selasa (28/5/2019) malam.


Dia berpendapat, tanpa kerja sama yang dilakukan dengan Garuda Group, Sriwijaya dinilai tidak akan mampu bertahan lama. Namun, nominal keuntungan tersebut masih enggan untuk disampaikan kepada publik.


Pihaknya juga mengklaim mampu meraih tingkat ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) hingga 91% selama Mei 2019. Hal tersebut akan dijaga sebagai nilai tambah yang diberikan kepada penumpang.


Sriwijaya juga meningkatkan aspek keselamatan dan keamanan dengan memperkuat kerja sama dengan PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. sebagai penyedia sarana perawatan pesawat.


Dia mengaku akan mempertimbangkan untuk menutup dan mengurangi frekuensi beberapa rute penerbangan yang tidak prospektif seperti tujuan Bau-bau dan Merauke. Adapun, rute tujuan Banyuwangi juga sudah ditutup sebelumnya. 


"Sebelumnya ada kompensasi yang diberikan untuk rute tersebut dari pendapatan rute padat. Sekarang sudah tidak bisa karena TBA [tarif batas atas] diturunkan," ujarnya.


Joseph akan terus memantau perkembangan permintaan pasca masa angkutan Lebaran. Jika tidak mengalami penurunan signifikan, maka penutupan rute penerbangan tidak perlu dilakukan.


Sriwijaya juga akan melakukan penambahan jumlah pesawat dari 52 unit menjadi 55 unit selama 2-3 tahun ke depan. Penambahan tersebut juga akan diikuti dengan peremajaan pesawat yang berusia lebih dari 10 tahun, untuk diganti dengan usia di bawah 8 tahun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper