Bisnis.com, TANGERANG – Pasar apartemen di Jakarta, terutama kelas menengah atas atau mewah diperkirakan akan kembali bergerak positif, seiring dengan perbaikan ekonomi domestik dan perubahan tren gaya hidup masyarakat urban.
Kepala Riset Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, untuk permintaan properti hunian, terutama apartemen, didominasi oleh pengguna langsung atau end user, seperti kelompok keluarga muda dan kalangan pekerja profesional yang tingkat pertumbuhannya terbilang besar.
“Selain itu, permintaan dari pasar end user itu juga kebanyakan menyasar pada produk yang berkualitas tetapi terjangkau sesuai dengan kemampuan daya beli dari kelompok keluarga muda dan pekerja profesional," ungkapnya dalam konferensi pers di Tangerang, Kamis (16/5/2019).
Anton menyebutkan, saat ini sudah mulai terlihat ada peningkatan tren akan unit hunian yang ukurannya lebih efisien dan compact, dengan harga yang tentunya lebih rendah.
Dengan tingginya permintaan, tingkat investasi properti untuk segmen apartemen juga dinilai akan lebih menguntungkan, terlebih jika apartemennya memiliki fasilitas-fasilitas yang juga akan menguntungkan bagi penggunanya, baik dari end-user maupun investor.
“Jabodetabek itu permintaan huniannya, kalau melihat pertumbuhan populasi dan ekonomi, mencapai 100.000 unit per tahun, sementara pasokannya hanya bisa bertambah sekitar 50.000 unit per tahun. Ini yang membuat backlog juga terus naik,” jelasnya.
Baca Juga
Apartemen, kata Anton, bisa menjadi pilihan yang baik karena kebanyakan masyarakat saat ini mencari hunian yang praktis. Hunian rumah tapak memang juga tk kemudian kekurangan peminat, akan tetapi, harganya yang kurang terjangkau membuatnya sulit dicapai bagi pembeli.
“Untuk preferensi properti, ada beberapa produk yang jadi preferensi konsumen, apartemen termasuk karena fundamental yang besar. Lalu jika digunakan untuk investasi, recurring income-nya dibandingkan dengan properti lain lebih tinggi,” katanya.
Selanjutnya, properti mewah juga dinilai akan kembali diminati setelah pasarnya sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Anton, mewah tak melulu berarti ukuran yang besar, tapi juga lokasi yang strategis, ramai, konsep dan desainnya baik, serta terdapat fasilitas lengkap yang memadai.
“Kalau terpenuhi semua itu, properti jadi mewah. Karena kalau mau dipakai sendiri nyaman sekali, atau disewakan tetap bernilai tinggi, karena semua kebutuhan terjamin akan terpenuhi. Prestigious itu penting, karena properti kan bukan barang murah, jadi kalau beli ya harus punya pride, harus ada kebanggaannya.”