Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan infrastruktur secara masif di berbagai wilayah diyakini akan membuka sumber-sumber perekonomian baru, salah satunya di Pulau Sumatra, wilayah paling barat Indonesia.
Namun, potensi ekonomi ini belum terekam secara menyeluruh sehingga banyak pihak belum mengetahuinya. Oleh karena itu, sebagai media ekonomi terbesar di Tanah Air, Bisnis Indonesia menerjunkan Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019.
Fokus utama tim adalah memberikan laporan komprehensif terkait dengan peluang bisnis dan perekonomian di sejumlah provinsi yang menjadi lokasi proyek pembangunan infrastruktur.
Program Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019 yang digelar Bisnis Indonesia untuk pertama kalinya ini akan dilakukan dalam beberapa tahap.
Pada tahap pertama, Tim Jelajah akan menyusuri ruas tol Bakauheni—Terbanggi Besar yang terbentang sepanjang 140,9 km. Perjalanan akan dilanjutkan ke Palembang dengan melewati sejumlah ruas tol yang akan beroperasi secara fungsional pada musim mudik tahun ini. Kegiatan ini dimulai hari ini, Senin (29/4/2019) hingga Sabtu (4/5/2019).
Tim Jelajah juga akan melaporkan secara langsung perkembangan terbaru mengenai proyek jalan tol Trans Sumatra dan beberapa infrastruktur lain, a.l. proyek ketenagalistrikan.
Bintang Perbowo, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), menuturkan ada 85 potensi ekonomi yang dapat dikembangkan di sepanjang koridor Trans Sumatra, misalnya kawasan industri, bandara, pelabuhan, serta infrastruktur perairan.
Berdasarkan kajian perseroan, wilayah di sekitar jalan tol Trans Sumatra dengan radius lebih dari 50 km memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto Sumatra.
Dalam 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Pulau Sumatra selalu di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, sumbangsih ekonomi Sumatra juga terus turun ke level 21,58% pada 2018.
“Dengan adanya jalan tol Trans Sumatra ini, diharapkan keadilan sosial dan pemerataan akan semakin nyata di seluruh wilayah karena distribusi barang dan jasa makin lancar,” ujarnya.
Selain itu, keberadaan tol seperti ruas Bakauheni—Terbanggi Besar bakal memperlancar arus barang dan jasa karena waktu tempuh lebih singkat. Hal ini membawa dampak positif, terutama terhadap mobilitas masyarakat Sumatra.
Tol Trans Sumatra juga bakal mendorong industrialisasi di Sumatra dari sebelumnya yang bergantung kepada sektor komoditas. Saat ini, ada tiga kawasan ekonomi khusus (KEK) yang sudah beroperasi seluas 6.958 hektare, yakni KEK Arun, KEK Sei Mangkei, dan KEK Galang Batang.
Tim Jelajah juga akan memotret perubahan perilaku masyarakat dan pelaku usaha pascatersambungnya ruas tol Trans Sumatra. Tentunya, aneka ragam wisata kuliner di lintas tol Trans Sumatra juga akan diulas.
Program Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019 tahap pertama ini didukung oleh PT Hutama Karya (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).