Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CAKK Tambah Kapasitas Produksi Keramik Tahun Depan

PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) akan meremajakan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi keramik pada tahun depan.
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. Theo Lekatompessy (kiri) bersama Direktur Utama Johan Silitonga memberikan penjelasan saat RUPS di Jakarta, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. Theo Lekatompessy (kiri) bersama Direktur Utama Johan Silitonga memberikan penjelasan saat RUPS di Jakarta, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk. (CAKK) akan meremajakan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi keramik pada tahun depan.

Direktur CAKK Juli Berliana mengatakan utilisasi pabrik perseroan meningkat pada tahun lalu menjadi 93% dari realisasi tahun sebelumnya di posisi 71%. Pada tahun lalu, perseroan membukukan dapat memproduksi keramik sebanyak 10 juta meter persegi.

"Kami dipacu dulu untuk utilitas supaya marketing bisa jual lebih," ujarnya, Selasa (23/4/2019).

Menurutnya, perseroan berencana merambah pasar baru ke Papua dan Kalimantan sembari tetap menjaga pangsa pasar di Jawa.

Juli mengatakan penambahan kapasitas produksi pada 2020 salah satunya dilakukan dengan meremajakan mesin.

"Instalasi [masin baru] pada kuartal IV/2019, mungkin produksinya sudah langsung di kuartal I/2020," katanya.

Dia menyatakan perseroan mengucurkan dana seniai Rp30 miliar untuk mengganti dua unit mesin dengan sebuah mesin impor dari Italia. Perseroan menilai penggantian mesin tersebut akan menghemat biaya gas hingga 22,22% dari 18.000 liter gas untuk dua mesin menjadi 14.000 liter gas untuk satu mesin.

Direktur Utama CAKK Johan Silitonga mengatakan perseroan akan menambah satu lini produksi. Hal itu akan menambah kapasitas produksi keramik sebesar 30% atau 3 juta meter per segi pada tahun depan.

"Saya menantang manajemen [untuk tetap meningkatkan utilitas] pada 2019. Pertumbuhan utilitas mungkin hanya 2%. Kami upayakan ke arah sana," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper