Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Jasa Tirta II (PJT II) berpeluang menjadi penanggung jawab proyek kerja sama atau PJPK pada proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) Karian. Proyek ini bakal menambah kapasitas air baku yang akan menjadi sumber air bagi tiga PDAM di Jabodetabek.
Direktur Keuangan PJT II, Haris Zulkarnain mengatakan perseroan bisa menjadi PJPK bila mendapat perluasan wilayah kerja. Saat ini, wilayah kerja mencakup wilayah sungai Cidanau, Ciliman, Ciujung, Ciliwung, Cisadane, dan Citarum. Wilayah kerja PJT II diatur dalam Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2010.
"Untuk itu, kami sedang menunggu revisi PP. Kalau dikasih [perluasan wilayah kerja], kami sanggup. Sebagian [dari sumber daya air] kami usahakan, sebagian besarnya kami kembalikan kepada masyarakat," jelas Haris kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Bila revisi PP disetujui, PJT II wilayah kerja PJT II akan merambah sedikitnya tiga wilayah lain, yaitu Cidanau, Ciujung, dan Cidurian. Bendungan Karian akan mengandalkan tampungan air dari ketiga wilayah sungai tersebut.
Secara umum, PJT II membidik perluasan wilayah kerja ke Lampung dan Sumatra Selatan selain Banten. Direktur Utama PJT II, U. Saefudin Noer sebelumnya mengatakan potensi pengelolaan bendungan dan wilayah sungai ke depan masih terbuka lebar karena hanya 7% dari wilayah sungai di Indonesia yang dikelola oleh badan usaha.
Haris mengimbuhkan, status PJPK yang akan disandang PJT II tidak akan mengubah penyiapan proyek SPAM Kariian yang mana tengah diusulkan oleh konsorsium PT Adhi Karya Tbk. - Korean Water Resources Corporation (K-Water). Dalam catatan Bisnis, sejak tahun lalu, PJT II mulai dilibatkan dalam penyusunan studi kelayakan oleh pemrakarsa SPAM Karian.
Baca Juga
Menurut Haris, konsorsium tetap bisa mengajukan prakarsa dan tetap mengikuti lelang investasi sebagaimana diatur dalam regulasi. Namun, dia menekankan, kepastian soal pihak yang menjadi PJPK bergantung pada revisi PP No. 7 Tahun 2010.
Untuk diketahui, proyek SPAM Karian merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) dengan investasi ditaksir Rp4 triliun. Proyek ini akan mengalirkan air dari Bendungan Karian ke DKI Jakarta, Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Tangerang dengan kapasitas 3.200 liter per detik.