Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian terus memacu industri kecil dan menengah (IKM) penghasil gerabah dan keramik hias lantaran sektor ini memiliki potensi dan peluang besar untuk bersaing di kancah global.
“Pemerintah menjadikan IKM gerabah dan keramik hias ini sebagai salah satu sektor yang perlu didorong pengembangannya, karena guna memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers, Kamis (11/4).
Menurutnya, salah satu kekuatan Indonesia ialah ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah seperti tanah liat, feldspar, pasir silika, dolomit, limestone, batu granit, dan sumber daya alam lainnya.
“Selain itu, keunggulan kita adalah punya beragam desain yang menarik. Apalagi, industri kerajinan keramik hias atau gerabah di Indonesia merupakan sektor yang lekat dengan budaya, sehingga memiliki tempat di hati masyarakat kita,” ujarnya.
Kemenperin mencatat, jumlah IKM gerabah dan keramik hias lebih dari 5.200 unit usaha yang telah menyerap tenaga kerja hingga 21.470 orang.
Sentra IKM gerabah dan keramik hias tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, di antaranya Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Gati menuturkana produk gerabah dan keramik hias Indonesia cukup kompetitif di tingkat internasional yang terlihat dari capaian nilai ekspornya USD25,4 juta pada 2018, atau naik dari tahun sebelumnya yang tercatat USD25,2 juta.
Beberapa negara tujuan utama ekspor tersebut, antara lain Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Belanda, dan Britania Raya. “Kami yakin, IKM gerabah dan keramik hias di Indonesia masih memiliki peluang untuk meraih pasar yang lebih besar di dunia internasional. Apalagi, adanya kerja sama ekonomi komprehensif yang sudah ditandatangani seperti dengan Australia dan EFTA,” imbuhnya.