Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anjloknya Penjualan Perumahan di India Bangkitkan Indiabulls

Gejolak di pasar properti residensial India dan tekanan uang yang dihadapi oleh para pengembang setelah runtuhnya sebuah perusahaan keuangan non-bank, telah menciptakan peluang bagi pendanaan realestat, Indiabulls Group.

Bisnis.com, JAKARTA--Gejolak di pasar properti residensial India dan tekanan uang yang dihadapi oleh para pengembang setelah runtuhnya sebuah perusahaan keuangan non-bank, telah menciptakan peluang bagi pendanaan realestat, Indiabulls Group.

Pendanaan tersebut, yang mengelola US$580 juta, telah mengalihkan fokusnya ke gedung-gedung perkantoran, setelah permintaan untuk pendaaan residensial berkurang.

Anjloknya penjualan perumahan yang bertepatan dengan kesulitan pengembang untuk mengurangi hutang dan tidak dapat menyelesaikan proyek, telah memaksa banyak untuk mulai membongkar aset komersial mereka, demikian menurut Ambar Maheshwari, kepala eksekutif dana ekuitas swasta di Indiabulls Asset Management Co.

Kepercayaan investor telah terganggu pada tahun lalu oleh serangkaian kegagalan pembayaran oleh Infrastructure Leasing & Financial Services Ltd. Hal itu memperburuk masalah bagi para pengembang, yang harus membayar sekitar 1,29 triliun rupee (US$18,7 miliar) dalam setahun atas hutang mereka, padahal kemampuan bayar hutang mereka hanya separuh dari nilai itu.demikian hasil penelitian terhadap sekitar 11.000 perusahaan oleh perusahaan riset Liases Foras.

"Saya mendapatkan beberapa transaksi fantastis di pasar karena krisis ini," kata Maheshwari dalam sebuah wawancara di Mumbai.

“Permintaan perumahan telah berkurang sehingga arus kas menjadi tantangan besar. Leasing mengambil peran secara substansial sehingga secara komersial lebih baik dari sebelumnya. "

Unit ekuitas swasta Indiabulls Asset membeli bangunan komersial yang telah disewakan dengan imbal hasil antara 8,5% dan 9%, dan berencana untuk memiliki aset tersebut selama lima tahun. Ukuran tiket tipikal adalah antara 2 dan 4 miliar rupee, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper