Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, 34.317 Unit Koperasi Akan Dibubarkan

'Pembubaran ini juga tidak pernah menimbulkan polemik. Artinya mereka memang koperasi zombi, aktif ketika ada program bantuan saja.'
Gedung Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Gedung Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI di Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah masih gencar melaksanakan program rehabilitasi koperasi. Sepanjang tahun ini, sebanyak 34.417 unit koperasi bakal dibubarkan.

Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Ahmad Jabadi mengatakan, program rehabilitasi merupakan pendataan untuk mendapati jumlah koperasi yang aktif baik melakukan usaha maupun mengelola organisasinya.

Dalam program rehabilitasi 2017 dan 2018, Kemenkop UKM telah membubarkan 40.013 unit koperasi dengan jumlah total koperasi per akhir tahun lalu mencapai 138.140 unit.

"Tahun ini kami juga tengah melanjutkan program rehabilitasi tersebut. Ada sekitar 34.417 unit koperasi yang kemungkinan juga ikut [dibubarkan] seperti koperasi lainnya," ujarnya, Rabu (27/2/2019).

Dia menuturkan, koperasi yang dibubarkan tersebut merupakan koperasi yang tidak aktif menjalankan usaha dan tidak menyelenggarakan rapat anggota tahunan (RAT).

"Sejauh ini kami membubarkan koperasi tersebut juga belum terima komplain. Jadi, pembubaran ini juga tidak pernah menimbulkan polemik. Artinya mereka memang koperasi zombi, aktif ketika ada program bantuan saja," ucapnya.

Meski demikian, Ahmad mengatakan pemerintah akan tetap memberikan beberapa toleransi kepada koperasi-koperasi yang memiliki itikad baik dalam melanjutkan usahanya.

Pasalnya koperasi merupakan salah satu bentuk UMKM rakyat kelas bawah yang membutuhkan pembinaan.

"RAT harusnya 1 tahun sekali. Namun, jika mereka masih melakukannya 2 tahun sekali atau aktivitas usahanya masih berjalan meski tidak terlalu bagus, kami akan berikan toleransi. Ini usaha rakyat, kami tidak mau sekedar mematikannya," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper