Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koalisi Karet Masih Menanti Kepastian dari Vietnam

Alhasil, Vietnam masih leluasa melakukan ekspor dan menetapkan harga karet, tanpa harus mengikuti tiga negara ITRC yakni Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) belum berhasil membujuk Vietnam untuk bergabung dalam grup negara penghasil karet dunia tersebut.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri  mengatakan, dalam pertemuan ITRC pada 21—22 Februari lalu, Vietnam belum memberikan kepastian untuk secara resmi masuk dalam grup tersebut, padahal Vietnam awalnya ditargetkan dapat meratifikasi keikutsertaannya pada tahun ini.

"Belum ada keputusan, baik dari negara anggota maupun dari Vietnamnya sendiri," ujarnya kepada Bisnis, Senin (25/2).

Kasan melanjutkan, pemerintah RI bersama negara anggota ITRC lain seperti Thailand dan Malaysia terus melobi Vietnam untuk segera meratifikasi kesepakatan tersebut.

Pasalnya, kehadiran Vietnam dalam keanggotaan ITRC diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarnegara anggota penghasil karet dunia, untuk mengendalikan produksi dan pergerakan harga karet global.

Adapun, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia Azis Pane mengatakan, dengan masuknya Vietnam, ITRC dapat mengendalikan 75% pasokan karet global. Saat ini, tanpa adanya ratifikasi keikutsertaan dari Vietnam, ITRC hanya menguasai sekitar 50% pasokan karet dunia.

Azis mengatakan, keberadaan Vietnam saat ini cukup berpengaruh dalam pasar karet dunia. Sebab negara itu mampu menjual karet dengan harga murah karena tidak terikat dengan kebijakan ITRC. 

Dia menyebutkan, pasokan komoditas dari Vietnam selama ini didapatkan dari negara produsen lain seperti Kamboja dan Myanmar.

"Untuk itu perlu adanya komitmen dan intervensi yang lebih besar lagi dari pemerintah Indonesia, Malaysia dan Thailand guna menarik Vietnam masuk ke ITRC," ujarnya

Azis menambahkan, Vietnam sejak 2017 lalu telah sepakat untuk masuk dalam ITRC. Kala itu saat kesepakatan diperoleh saat pertemuan ITRC Ministerial Committee Meeting pada September 2017 di Thailand.

Namun, sejak kesepakatan tersebut diperoleh, Vietnam tidak kunjung menandatangani ratifikasi yang membuat keanggotaan dan kesepakatan baru ITRC segera dibentuk. Alhasil, Vietnam masih leluasa melakukan ekspor dan menetapkan harga karet tanpa harus mengikuti tiga negara ITRC lain yakni Thailand, Malaysia dan Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper