Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan di pasar perkantoran di Jakarta yang masih didominasi oleh co-working space, perusahaan asuransi, dan industri teknologi finansial akan bertambah dengan masuknya perusahaan asing ke Indonesia.
Colliers International memaparkan bahwa pelonggaran regulasi yang membuka kesempatan bagi asing untuk berpartisipasi dalam sektor pendidikan, bisa menambah jumlah permintaan pasar perkantoran ke depan.
“Ada potensi sektor edukasi berpeluang menjadi tenant baru, karena ada aturan bahwa penyelenggara pendidikan dari luar bisa berdiri di sini,” kata Ferry Salanto, Senior Associate Research Division Colliers International, Rabu (9/1/2019).
Dalam pemaparannya, Ferry memproyeksikan akan ada tambahan ruang kantor sekitar 1,4 juta meter persegi pada 2019.
Adapun, sepanjang tahun ini diperkirakan total pasokan ruang kantor di Jakarta akan mencapai hampir 10 juta meter persegi dengan 67%-nya berada di wilayah Central Business District (CBD).
Di CBD saat ini terdapat 1,7 juta meter persegi ruang kantor belum yang terserap. Adapun, serapan ruang perkantoran didominasi oleh co-working space operator, perusahaan start-up dan perusahaan teknologi finansial.
Baca Juga
“Kami memperkirakan, jumlah gedung kantor yang kosong di CBD masuk dalam tren penurunan untuk periode 2019 – 2021, hal itu sejalan dengan pertumbuhan pasokan ruang kantor yang melambat,,” lanjut Ferry.
Untuk di kawasan CBD, jumlah gedung kantor yang tak terpakai diprediksi turun sekitar 3% – 3,5% pada 2021, dibandingkan dengan jumlah pada 2018. Adapun, pada periode yang sama di luar CBD, diprediksi gedung kantor kosong akan mengalami penurunan sekitar 2,5% - 3%.
“Tahun ini akan sedikit menyulitkan bagi pasar perkantoran di luar CBD melihat jumlah pasokannya yang melimpah dalam setahun terakhir. Mudah-mudahan sampai 2020 permintaan sudah bisa mengejar pasokan,” imbuhnya.
Selanjutnya, angka rata-rata penawaran sewa perkantoran di CBD juga diperkirakan bisa membaik hingga 2% sepanjang 2019. Colliers juga memprediksikan pertumbuhan penawaran sewa hingga sekitar 5% - 5,5% sepanjang 2019 hingga 2021.
“Tren serupa juga akan terjadi pasar perkantoran di luar CBD. Namun, karena kondisi pasar tenant yang buruk terus berlanjut, landlord kemungkinan masih akan merasakan tekanan dalam transaksi sewa dengan kemungkinan koreksi hingga 15% - 20% dari jumlah penawaran sewa,” lanjutnya.
Kemudian, Colliers memprediksi volume transaksi tahun ini akan bertumbuh secara perlahan dan harganya akan relatif stabil hingga 2020.
“Turunnya jumlah ruang kantor strata-title pada 2021 berpotensi membuka ruang bagi landlord untuk melakukan penyesuaian harga pada tahun tersebut. Banyak gedung yang menaikkan harga dan menaikkan harga jual hingga 4%, paling tidak ada kenaikan, karena penyesuaian ketika sudah mencapai penjualan di persentase tertentu,” tambah Ferry.
Dia menambahkan bahwa setelah masuk ke semester kedua tahun ini, ada indikasi bahwa pasar perkantoran bisa kembali makin menarik.