Bisnis.com, BATAM--Pemerintah cukup puas dengan peningkatan kredit rating Indonesia oleh Moody's Investor Service (Moody’s) dari Baa3 dengan Outlook Positif menjadi Baa2 dengan Outlook Stabil pada Jumat (13/4).
Kemenko bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan keputusan Moody's tentu sudah dikaji mendalam. Pasalnya setiap memberikan rating kepada suatu negara, lembaga tersebut juga mempertaruhkan reputasinya.
"Keputusannya sudah dikaji dalam-dalam dan mereka sudah datang ke sini untuk mengeceknya," kata Darmin, Jumat (13/4).
Dari penilaiannya, Darmin mengatakan Moody's menilai kondisi moneter Indonesia memiliki kemampuan adaptif terhadap situasi sehingga berdaya tahan. Artinya, kondisi moneter Indonesia memiliki resiliensi atau dapat dikendalikan. Penilaian serupa juga diberikan Moody's dalam kondisi fiskal Indonesia.
"Artinya apa? Paling tidak yang bisa kami katakan adalah lembaga rating internasional saja percaya. Lembaga rating internasional saja percaya. Aneh kalau ada orang yang tidak percaya," kata Darmin selepas Rakorpusda di Batam, Jumat (13/4).
Terkait dengan utang, Darmin mengatakan Moody's masih percaya pengelolaan utang Indonesia masih positif. Bahkan, lembaga rating internasional tersebut menilai posisi utang Indonesia terhadap PDB termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara dengan rating investment grade.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo menambahkan Moody's menilai pengelolaan utang Indonesia cukup baik. Bahkan, Indonesia dinilai bisa mengelola stabilitas makroekonomi.
"Moody's mengapresiasi pengelolan fiskal Indonesia yang sehat dan hati-hati," ujar Agus. Fiskal Indonesia selama 15-20 tahun terakhir walaupun defisit tidak pernah melewati 2,7%. Pada 2018, defisit fiskalnya diperkirakan hanya 2,2%.
Sementara itu, BI dinilai mampu mengurangi risiko stabilitas makroekonomi Indonesia oleh Moody's. Adapun, catatan Moody's kepada BI terkait masalah koordinasi bank sentral dan pemerintah yang dinilai lebih baik.