Bisnis.com, SINGAPURA - Hura Kamadjaja dan Karni Ilyas adalah sahabat lama. Pertemanan kedua orang ini sudah lebih dari 40 tahun, sejak masih-belia. Sama sama perokok berat, sehingga tak ada perjumpaan tanpa asap putih mengepul di sekitarnya.
“Dokter sudah minta berhenti [merokok], tapi saya bilang kalau Pak Karni berhenti, saya baru berhenti,” tutur Hura ditimpali tertawa terbahak Karni Ilyas.
Hura, 70 tahun, pendiri Kamadjaja Logistics, merupakan salah satu figur utama bisnis logistik di Indonesia. Tahun depan, usaha yang didirikannya akan genap berusia 50 tahun, sebuah pengalaman panjang.
Bagi Karni, President Indonesia Lawyer Club yang juga Pemimpin Redaksi TV One, Hura adalah orang yang tidak memilih teman.
“Dia orangnya juga gemar menolong, tidak hitung-hitungan,” tuturnya dalam perjalanan dari Bandara Changi menuju Mandarin Hotel, Singapura , Kamis (16/11/2017).
Karni adalah satu dari sekian sahabat yang diundang Hura untuk hadir dalam Supply Chain Asia Industry Night Annual Awards Gala Dinner 2017 di Singapura. Sejumlah sahabat juga turut hadir, seperti mantan Kapolri Jenderal (purn) Badrodin Haiti, dan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldi Ilham.
Baca Juga
Pada Kamis (16/11/2017) malam, Hura meraih “Honorary Fellows Award” dari Supply Chain Asia, sebuah asosiasi yang berpusat di Singapura sejak 2005. Penghargaan ini diberikan kepada profesional senior di bidang logistik dan supply chain, yang mempunyai pengalaman lebih dari 25 tahun menunjukkan kontribusi atas kesuksesan organisasinya, serta berperan signifikan dalam perkembangan industri.
Chan Chun Sing, Minister from Prime Minister's Office & Secretary-General, National Trades Union Congress yang menyerahkan penghargaan juga figur spesial. Dia adalah salah satu kandidat kuat pengganti Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Pebisnis Andal
Hura adalah satu-satunya pengusaha dari Indonesia yang menerima penghargaan bergengsi tersebut sebagai apresiasi atas kontribusi dalam mempelopori dan mengembangkan industri logistik di Indonesia.
“Penghargaan ini adalah pengakuan atas besarnya peran dan kontribusi perusahaan logistik Indonesia, yang turut mewarnai kemajuan industri logistik di Asia secara umum,” ujar Hura usai menerima penghargaan.
Siapa sejatinya Hura? Di kalangan pelaku bisnis, nama Kamadjaja tak asing. Menurut Zaldi Ilham, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia, Kamadjaja Logistics masuk dalam daftar lima besar perusahan lokal dengan omset Rp1 triliun pertahun.
“Tidak banyak pemain logistik yang mampu head to head dengan pemain asing seperti DHL, Kamadjaja adalah salah satunya,” tutur Zaldi.
Kendati memiliki banyak teman yang berpengaruh, tuturnya, Hura juga bukan tipe orang yang gampang memanfaatkan koneksi.
“Seperti baru baru ini kepolisian ada proyek logistik Rp590 miliar, Pak Hura justru tidak mau ikut,” tutur Zaldi.
Hura, dalam sebuah kesempatan pernah menyampaikan, dirinya memang suka berteman dengan siapa saja. Dia berusaha tidak membeda-bedakan hubungan berdasarkan status sosial, juga tidak mengambil aji mumpung memanfaatkannya.
“Saya punya banyak teman polisi, dari barada hingga jenderal. Tapi, saya tidak ada proyek di kepolisian, tidak ada markus [makelar kasus] Persabatab adalah yang utama. Saya ingin katakan kita mati gak akan peluk uang, kita mati punya ini [sahabat], tutur Hura.
Menurutnya, uang dan bisnis itu ada jalurnya tersendiri. Hura lalu mewarnai usahanya tidak saja membangun jaringan, tetapi juga persahabatan.
Kini, Kamadjaja Logistics, menjadi perusahaan penyedia integrated logistics solution di Indonesia. Ditopang 29 fasilitas distribution center yang tersebar di 16 kota utama di Indonesia, Kamadjaja bisa menjangkau pengiriman ke lebih dari 355 kota di seluruh nusantara. Volume bulanan barang yang dikirim telah mencapai sekitar 8.000 teus.
Lahir di Ende
Hura, lahir di Ende, Nusa Tenggara Timur, hanya sempat mengenyam pendidikan di sekolah menengah pertama, tetapi perusahaan yang didirikannya bisa seperti sekarang. Selain pusat distribusi di seluruh pelosok Indonesia, Kamadjaja memiliki Pusat Logistik Berikat, dan lebih dari 350 klien yang kebanyakan perusahaan besar dalam daftar Fortune 500.
Perusahaan ini menjalankan bisnis logistik yang fokus pada rantai distribusi barang-barang konsumsi. Nestle, Unilever, Wilmar, P&G, Coca Cola, Garuda Food, hingga Sosro. Memiliki Pusat Logistik Berikat di Bekasi, Surabaya, dan Medan membuat perusahaan ini bisa memberikan layanan secara terintegrasi.
Hura memulai usaha dari nol, ketika pada usia 14 tahun ayahnya mengirimnya sekolah ke Surabaya. Saat bersekolah di SMP itulah, peristiwa Gerakan 30 September 1965 meletus, dan sekolahnya tutup. Ini menyebabkan Hura harus menempuh pendidikan SMP hingga lima tahun.
Putus sekolah, Hura bekerja di bengkel otomotif sambil, nyambi jualan onderdil, dan dagang serabutan. Usaha itu tak berjalan mulus, dan sang ayah menarik dia pulang ke Ende. Hura lalu dagang kecil-kecilan dengan mendatangkan pakaian dari Surabaya ke Ende.
Pada 1968 Hura mendirikan UD Kamadjaja yang mencakup sea freight forwarding. Usaha berkembang dan Kamadjaja telah melebarkan sayap bisnisnya ke one stop integrated freight forwarding solution.
Namun, sejatinya Hura tak lagi mengurus bisnis secara sejak 14 tahun lalu. Kepada ketiga anaknya Ivan, Ivy, dan John Erick Kamadjaja, usaha tersebut kini dikelola. Ivan adalah direktur utama, Ivy direktur marketing, dan si bungsu Erick sebagai komisaris.
Hura yakin, di tangan generasi yang lebih muda, usaha yang dirintisnya akan bisa berkembang mengarungi persaingan.
“Kalau saya sekarang cukup lihat saja dari jauh. Keinginan saya sederhana, menyaksikan anak-anak rukun sebagai keluarga maupun dalam mengelola usaha.”