Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018 Indonesia Tak Lagi Ekspor Gas ke Korea Selatan dan Taiwan

Pada 2018 terdapat kontrak penyaluran gas ekspor yang berakhir dengan volume 2,5 juta ton per tahun (mtpa). Menurunnya komitmen penyaluran gas ekspor menjadi peluang peningkatan penyerapan gas domestik.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA--Indonesia tak lagi ekspor gas ke Korea Selatan dan Taiwan pada 2018.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Wisnu Prabawa Taher mengatakan pada 2018 terdapat kontrak penyaluran gas ekspor yang berakhir dengan volume 2,5 juta ton per tahun (mtpa). Adapun, menurunnya komitmen penyaluran gas ekspor menjadi peluang peningkatan penyerapan gas domestik.

"Ekspor gas yang berakhir tahun 2018 ke Korea dan Taiwan dengan total 2,5 MTPA," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (13/9/2017).

Sejak 2013 hingga 2015, pertumbuhan pemanfaatan gas domestik sebesar 9%.

Dari data SKK Migas Juni 2017, tren ekspor gas kini lebih rendah daripada yang terjadi pada 2010 dan 2011.

Pada 2010, proporsi ekspor masih 4.336 billion British thermal unit per day (BBtud) dan domestik sebesar 3.379 BBtud.

Di 2011, kendati volume total penyalurannya lebih kecil, porsi ekspor masih dominan dengan 4.078 BBtud dan domestik 3.276 BBtud.

Ketika 2012, selisih porsi ekspor dan domestik semakin tipis yakni hanya sebesar 81 BBtud dari ekspor sebesar 3.631 BBtud dan domestik 3.550 BBtud.

Baru pada 2013 porsi domestik terus naik dengan serapan 3.703 BBtud dan ekspor 3.402 BBtud. 2014, 2015 dan 2016, porsi domestik berturut-turut 3.785 BBtud, 3.880 BBtud dan 3.971 BBtud ketika ekspor 3.237 BBtud di 2014, 3.090 BBtud di 2015 dan 2.894 BBtud.

Sementara, di paruh pertama 2017 porsi domestik menyentuh 3.749 BBtud dan porsi ekspor sebesar 2.617 BBtud.

Adapun, dari sisi konsumen, pemakai gas pipa didominasi sektor industri dan ketenagalistrikan.

Dari data SKK Migas, porsi industri sebesar 23,53% dengan volume terkontrak 1.758,1 BBtud dan ketenagalistrikan 13,67% dengan volume terkontrak sebesar 1.158,4 BBtud.

"Pemakai gas pipa domestik terbesar adalah konsumen industri yang kemudian diikuti oleh kelistrikan terutama PLN dan anak perusahaannya," katanya.

Dalam keterangannya, Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Rofi Munawar mengatakan pemerintah harus konsisten dengan paradigma bahwa gas bukan sebagai komoditas tapi pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Gas bumi adalah unsur penting dalam road map pencapaian kedaulatan energi dan modal dasar bagi pembangunan industri dalam negeri," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper