Bisnis.com, SURABAYA — Kementerian Perindustrian mencanangkan program Satu Rumah Satu Cangkul untuk memperluas pemasaran cangkul sekaligus meningkatkan kapasitas industri produsen cangkul nasional.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih menyampaikan untuk program tersebut, Kemenperin pada tahap awal akan bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi untuk mendata beberapa desa. Nantinya, Kemendes akan mendata jumlah rumah di desa tujuan.
"Dulu kami mengira kemampuan IKM kecil, tapi ternyata kalau kita bisa jamin pasokan bahan bakunya, kapasitas mereka bisa lebih tinggi. Tidak ada alasan cangkul diimpor kalau bisa pasokan bahan bakunya dari dalam negeri," jelas Gati di Surabaya, Selasa (18/4).
Adapun, awal tahun ini empat perusahaan pelat merah yaitu PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Krakatau Steel, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Sarinah menandatangani perjanjian kerja sama untuk menggandeng IKM mengembangkan produk cangkul.
Dalam skema kerja sama tersebut, PT BBI bersama IKM akan memproduksi cangkul dengan proporsi pengerjaan minimal 25% oleh IKM, KS akan memasok bahan baku, dan PPI dan Sarinah akan memasarkan produk tersebut.
Menurut Gati, skema kerja sama ini akan mengerek kapasitas IKM produsen komponen cangkul terkerek. Kelak IKM akan didorong untuk mampu memasok cangkul pada program Satu Rumah Satu Cangkul.
"Nanti dari data kebutuhan yang dihimpun Kemendes, KemenBUMN akan mengoordinasikan dananya yang akan diambil dari CSR perusahaan BUMN. Untuk tahap awal pengadaannya ini akan kami fokuskan dulu di Kecamatan Ceper, Jateng," kata Gati.
Saat ini terdapat 12.609 unit usaha IKM alat mesin pertanian dengan kapasitas produksi mencapai 14 juta unit cangkul per tahun.