Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KUNJUNGAN PELINDO II: Siap Jadi Operator di Patimban

Hari ini, Selasa (20/2/2017) direksi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia.
Pemred Bisnis Indonesia Hery Trianto (kiri) bersama Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya/Dimas Novita-Bisnis
Pemred Bisnis Indonesia Hery Trianto (kiri) bersama Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya/Dimas Novita-Bisnis
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA-- Jajaran direksi PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC) berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia pada hari ini, Senin (20/2/2017) 

Berdasarkan pantauan Bisnis, jajaran direksi Pelindo II sudah tiba di kantor Bisnis Indonesia sekitar pukul 14.00 WIB.

Kehadiran segenap direksi Pelindo II tersebut, selain menjaga hubungan baik, juga untuk melakukan diskusi dengan Bisnis Indonesia terkait industri transportasi saat ini, khususnya pelabuhan.

Adapun, diskusi diawali dengan Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya yang memaparkan secara umum mengenai konsep pelabuhan. "Hingga kini kami mengelola 12 cabang pelabuhan yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat, " ucapnya.

Selain Direktur Utama, sejumlah direksi yang hadir pada acara tersebut adalah Direktur Komersial&Pengembangan Usaha Saptono R. Irianto, Direktur Teknik dan Manajemen Risiko Dani Rusli Utama, Direktur Operasi & Sistem Informasi Prasetyadi, Direktur Keuangan Iman Rachman, Direktur SDM dan Hukum Disril Revolin Putra, Direktur Pengelolaan Anak Perusahaan Riry Syeried Jetta.

Selanjutnya turut hadir SDVP Komunikasi Perusahaan Sofyan Gumelar, staf Corporate Communication, dan sejumlah protokol direksi.

16:14 WIB
Pukul 16.14 WIB: Siap Jadi Operator di Patimban

Bisnis.com, JAKARTA-—PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II ingin masuk ke proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat sebagai operator.

Direktur Utama Pelindo Elvyn G. Masassya mengatakan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban sangat strategis mengingat proyek tersebut merupakan bagian dari proyek strategis nasional.

“Kami siap masuk ke Patimban, kami ingin masuk sebagai operator,” jelasnya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Senin (20/2/2017).

Berdasarkan catatan Bisnis, Jepang merupakan salah satu pihak yang kerap disebut-sebut dikabarkan akan memberikan pinjaman untuk pembangunan Pelabuhan Patimban. Keterlibatan Jepang dalam pembangunan pelabuhan Patimban semakin menguat dengan kedatangan PM Jepang, Shinzo Abe di Jakarta,beberapa waktu lalu.

Proses pembangunan Pelabuhan Patimban saat ini sedang dalam tahap koordinasi pengurusan Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Wilayah (RTRW) kemudian baru dilanjutkan dengan pembebasan lahan.

16:02 WIB
PUKUL 16.02 WIB: Anak Usaha Pelindo II IPO Oktober, Siap Raup Rp2,5 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA-—Salah satu anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company (IPC), yakni PT Jasa Armada Indonesia (JAI) diprediksi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Oktober tahun ini.

Direktur Utama Pelindo Elvyn G. Masassya mengatakan dari sekitar 16 anak usaha yang dimiliki, ada sekitar 3 perusahaan yang diperkirakan dapat melantai di bursa saham Indonesia dalam waktu dekat. Adapun, satu perusahaan, yakni JAI dipastikan melantai pada Oktober ini.

“Ini sedang persiapan untuk menuju ke sana, diperkirakan Oktober ini,” katanya saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, Senin (20/2/2017).

Direktur Keuangan Pelindo II Iman Rachman mengatakan perseroan akan menggunakan laporan keuangan Maret untuk bisa melantai di bursa pada Oktober tahun ini.

“Jadi Oktober, salah satunya timing, kami perkirakan performance kami bagus di kuartal I/2017, jadi kami akan menggunakan laporan keuangan Maret,” katanya.

Diharapkan, dengan melakukan initial public offering/IPO ini, perseroan bisa meraup dana hingga Rp2 triliun-Rp2,5 triliun. Nantinya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha yang salah satunya untuk membeli kapal.

Adapun berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang 2016, perseroan mencatatkan kinerja yang positif dengan membukukan pendapatan operasi sebesar Rp9,02 triliun. Pencapaian positif itu lantaran sepanjang 2016 terus melakukan sejumlah upaya peningkatan berkaitan dengan efisiensi, skema kerjasama, serta optimalisasi aset.

Pencapaian itu mengalami peningkatan sekitar 28,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya membukukan pendapatan sebesar Rp7,7 triliun. Sementara,  EBITDA pada 2016 yang dicapai IPC mencapai Rp3,2 triliun (unaudited) naik sekitar 16,9% dari 2015 sebesar Rp2,4 triliun.

Untuk tahun ini, perseroan membidik pendapatan  dapat tumbuh mencapai sebesar Rp10,5 triliun, mengalami peningkatan sekitar 12% dibandingkan realisasi sepanjang 2016 yang sebesar Rp9,02 triliun.

Perseroan optimistis dapat merealisasikannya seiring positifnya pencapaian 2016 yang akan terus ditingkatkan serta telah mempersiapkan sejumlah proyek yang akan dilaksanakan sepanjang 2017.

Sementara EBITDA pada 2017 juga diharapkan mencapai Rp3,5 triliun, naik sekitar 17% dibandingkan angka 2016 sebesar Rp3,2 triliun. EBITDA 2016 tumbuh 16% dari 2015 sebesar Rp2,5 triliun.

15:34 WIB
Pukul 15.35 WIB: Jajaki Kembangkan Pelabuhan di Myanmar, Timor Leste & Mesir

PT Pelabuhan Indonesia II tengah menjajaki pengembangan pelabuhan di Myanmar, Timor Leste, dan Egypt.

Perseroan menyatakan proyek tersebut belum menjadi fokus utama karena masih banyak pelabuhan di Indonesia yang perlu untuk dikembangkan.

Akan tetapi, jika peluang pengembangan itu berupa operatorship, kemungkinan besar perusahaan akan turut serta.

15:28 WIB
Pukul 15.28 WIB: Siapkan Tiga Konsep Kembangkan Tol Laut

Bisnis.com, JAKARTA— PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II atau Indonesia Port Company mengemukakan ada tiga konsep yang bisa membuat wacana tol laut bisa segera terealisasi.

Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya mengatakan konsep tol laut yang diwacanakan pemerintah sangat ampuh untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Sayangnya, pembangunan tol laut ini belum memperlihatkan hasil. “Ada tiga konsep yang harus dipenuhi agar tol laut ini terlaksana,” katanya saat diskusi di kantor Bisnis Indonesia, Senin (20/2/2017).

Pertama, terkait konektivitas. Konektivitas bisa terjadi bila antar pelabuhan saling terhubung. Namun, pelabuhan yang ada di Indonesia sangat banyak sehingga memang tidak perlu semuanya saling terhubung. Dimungkinkan untuk pelabuhan-pelabuhan utama saja yang terhubung.

Kedua, harus ada kapalnya. “Bila ada pelabuhan, tapi tak ada kapal, ya seperti tempat memancing saja itu,” katanya.

Menurutnya, setelah pelabuhan, maka harus ada kapalnya. Dia menilai, agar murah kapal yang didatangkan harus besar dan memiliki kedalaman yang cukup. Ketiga, harus ada barangnya.

“Jika ada pelabuhan, ada kapal, masa tidak ada barangnya. Kalau ketiga konsep tol ini ada, ini strategi yang ampuh untuk menciptakan kesejahteraan Indonesia,” ungkapnya.

14:59 WIB
Pukul 14.59 WIB: Traffic Peti Kemas 2017 Diprediksi Capai 6,87 Juta Teus

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo)  II atau Indonesia Port Company memperkirakan traffic peti kemas pada 2017 bisa mencapai 6,87 juta teus.

Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya mengatakan traffic peti kemas pada 2017 diperkirakan mencapai 6,87 juta teus.  Perkiraan tersebut naik dari traffic peti kemas tahun lalu yang 6,08 juta teus. Dia menilai banyak faktor yang membuat kenaikan tersebut, mukai dari aktivitas ekspor impor hingga perdagangan domestik.

"Sedangkan untuk traffic penumpang naik jadi 591 ribu orang pada 2017. Pencapaian itu naik dari 562 ribu orang di 2016. Kalau dibandingkan 2015, traffic penumpang 2016 memang turun,  ini karena banyak yang beralih ke pesawat, " jelasnya saat berkunjung ke Bisnis Indonesia,  Senin (20/2/2017).

Dia menilai, salah cara untuk meningkatkan traffic penumpang adalah dengan melakukan shifting menjadi angkutan penumpang jarak pendek.

Adapun berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang 2016, perseroan mencatatkan kinerja yang positif dengan membukukan pendapatan operasi sebesar Rp9,02 triliun. Pencapaian positif itu lantaran sepanjang 2016 terus melakukan sejumlah upaya peningkatan berkaitan dengan efisiensi, skema kerjasama, serta optimalisasi aset.

Pencapaian itu mengalami peningkatan sekitar 28,6% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya membukukan pendapatan sebesar Rp7,7 triliun. Sementara,  EBITDA pada 2016 yang dicapai IPC mencapai Rp3,2 triliun (unaudited) naik sekitar 16,9% dari 2015 sebesar Rp2,4 triliun.

Untuk tahun ini, perseroan membidik pendapatan  dapat tumbuh mencapai sebesar Rp10,5 triliun, mengalami peningkatan sekitar 12% dibandingkan realisasi sepanjang 2016 yang sebesar Rp9,02 triliun. Perseroan optimistis dapat merealisasikannya seiring positifnya pencapaian 2016 yang akan terus ditingkatkan serta telah mempersiapkan sejumlah proyek yang akan dilaksanakan sepanjang 2017.

Sementara EBITDA pada 2017 juga diharapkan mencapai Rp3,5 triliun, naik sekitar 17% dibandingkan angka 2016 sebesar Rp3,2 triliun. EBITDA 2016 tumbuh 16% dari 2015 sebesar Rp2,5 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper