Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta PT Chandra Asri Petrochemical (CAP), perusahaan petrokimia terbesar nasional, untuk mempercepat pembangunan cracker atau industri yang memproses naphta menjadi etilena.
Airlangga mengungkapkan saat ini kapasitas cracker di Indonesia hanya 860.000 ton, jauh di bawah negara tetangga yaitu Singapura yang mencapai 3,8 juta ton dan Thailand yang kapasitasnya menyentuh 5 juta ton.
"Jadi Chandra Asri tadi sampaikan kalau mereka mau membangun itu pada 2026. Saya minta diselesaikan tahun 2021, beroperasinya di 2021. Berarti investasinya mulai hari ini," jelas Airlangga di Jakarta, Jumat (10/3).
Airlangga menyebut jika Chandra Asri dapat mempercepat pembangunan cracker tersebut, maka Kementerian Perindustrian akan mengupayakan perusahaan dengan kode saham TPIA tersebut untuk memperoleh kemudahan perpajakan seperti tax allowance atau tax holiday.
Sementara itu, Vice President Corporate Relations CAP Suhat Miyarso menyampaikan perusahaan membutuhkan investasi hingga USS6 miliar untuk membangun cracker.
"Memungkinkan [untuk membangun cracker] kalau semua pihak mendukung. Sekarang kapasitasnya 860.000 ton dan akan kami tambah sebesar 1 juta ton," jelas Suhat.
Adapun, TPIA merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan cracker dan merupakan produsen tunggal dalam negeri yang memproduksi ethylene, styrene monomer, dan butadiene. Perusahaan memproduksi bahan baku plastik dan bahan kimia yang digunakan mulai dari produk kemasan, pipa, elektronik, hingga otomotif.