Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Standar Internasional Kulit Memberatkan Industri

Pelaku usaha penyamakan kulit menilai standar internasional untuk komoditas kulit olahan memberatkan industri karena biayanya mahal.
Industri alas kaki menyerap banyak bahan kulit/Antara
Industri alas kaki menyerap banyak bahan kulit/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha penyamakan kulit menilai standar internasional untuk komoditas kulit olahan memberatkan industri karena biayanya mahal.

Ketua Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia Sutanto Haryono mengatakan masih kurangnya industri yang memiliki sertifikat berstandar internasional, padahal standar diperlukan untuk memasok kebutuhan baku baku untuk pasar ekspor seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, hal itu dinilai oleh industri memberatkan terutama soal biaya. Menurutnya, biaya yang diperlukan untuk uji laboratorium untuk mengecek kandungan kimia bawaan dari suatu produk membutuhkan biaya senilai Rp10 juta yang harus diperbarui setiap 6 bulan.

“Yang punya sertifikat internasional minoritas, tidak lebih dari 10%. Jadi itu yang menjadi keluhan, sehingga mereka tidak mau beli kulit lokal dan meilih yang impor karena tidak punya sertifikat,” kata Sutanto kepada Bisnis.com pada Kamis (5/1/2017).

Selain itu, tantangan eksternal yang dihadapi industri saat ini adalah potensi konflik antara China dan AS yang menyebabkan ekspor China ke AS terusik yang akan diikuti terganggunya ekspor kulit dari dalam negeri, mengingat China salah satu pasar terbesar selain Vietnam dan pasar domestik.

Adapun sektor alas kaki diyakini menjadi penopang untuk penyerapan kulit olahan. Saat ini daerah yang menujukkan pertumbuhan paling signifikan adalah Garut mengingat meningkatnya kedatangan turis asing.

“Ada dua segmen, pertama untuk usaha skala besar ada kenaikan permintaan khususnya pabrik sepatu. Kalau yang skala menengah kecil untuk konsumen lokal untuk para turis tergantung pada kondisi perekonomian,” paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian memprediksi penambahan investasi industri kecil dan menengah alas kaki diperkirakan sebesar Rp2,8 triliun dengan nilai produksinya mencapai Rp22,98 triliun dan akan meningkat menjadi Rp24,25 triliun pada 2017.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian memprediksi pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki pada 2016 sebesar 7,74%, sementara hingga Oktober 2016, ekspor produk alas kaki dari Indonesia mencapai US$3,7 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper