Bisnis.com, JAKARTA -- Kuota penangkapan tuna Indonesia di area konsesi the Indian Ocean Tuna Commision (IOTC) akan ditentukan dalam pertemuan ke-4 organisasi regional itu di Cape Town, Afrika Selatan, pada Februari 2017.
Sejak IOTC dibentuk 1996, 32 negara anggota --termasuk Indonesia-- belum mendapatkan kuota karena kriteria alokasi belum disepakati negara-negara anggota. Hal yang sama terjadi pada 4 negara cooperating non-contracting party.
Direktur Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan Toni Ruchimat mengatakan keputusan mengenai alokasi setiap anggota tidak akan diambil tanpa suara bulat.
"Bulan Februari 2017 akan ada pertemuan membahas alokasi kuota ke-4 di Cape Town, Afrika Selatan," katanya kepada Bisnis, Rabu (21/12/2016).
Secara umum, Scientific Committee IOTC telah menetapkan alokasi per tahun untuk seluruh anggota dan pihak nonkontrak, terdiri atas tuna sirip kuning (yellowfin) 300.000 ton, tuna mata besar (big eye) 100.000 ton, dan albacore 33.000 ton.
Namun, kuota untuk setiap negara belum ditetapkan. Padahal, sejak bergabung dengan IOTC pada 2007, Indonesia setiap tahun membayar iuran. Kontribusi Indonesia tahun ini senilai US$291.121.
"Konsekuensi menjadi anggota harus iuran alias kontribusi tahunan untuk menjalankan kesekretariatan dan membiayai riset, meeting, membayar gaji staf, dan lain-lain," jelasnya.