Bisnis.com, JAKARTA - Saat sudah memiliki pekerjaan tetap, pasti Anda mulai berpikir untuk memiliki rumah dan mobil pribadi. Jika diminta memilih, Anda pilih membeli rumah atau mobil terlebih dahulu?
Sebelum memutuskan untuk memilih atau bahkan membeli keduanya, sebaiknya ketahui terlebih dulu beberapa hal di bawah ini.
Sesuaikan dengan Kebutuhan.
Status lajang atau menikah tentu akan memengaruhi keputusan membeli rumah atau mobil. Bagi Anda yang masih lajang dan belum terpikirkan untuk menikah, membeli mobil dulu bisa jadi keputusan tepat. Mobil dapat membantu mobilitas Anda bekerja atau bepergian.
Tentu hal ini akan jauh berbeda jika Anda sudah memiliki pendamping. Memiliki rumah sendiri merupakan mimpi dari semua pasangan karena Anda dapat membina rumah tangga lebih mandiri.
Biaya yang Harus Dikeluarkan
Masih terpikir untuk membeli keduanya? Cek dulu biaya-biaya yang harus Anda keluarkan untuk melunasi, dan juga merawatnya.
Jika membeli rumah secara kredit, ada tiga biaya yang harus Anda siapkan. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya awal, cicilan KPR, dan biaya renovasi/perawatan.
Selanjutnya, jangan lupa dengan cicilan rumah yang setidaknya menyita 30% gaji Anda per bulan. Belum lagi biaya perawatan rumah atau renovasi.
Sementara itu untuk mobil, ada biaya operasional harian yang Anda keluarkan. Biaya itu mencakup bensin, parkir kemana pun Anda pergi, perawatan cuci mobil hingga oli dan suku cadang.
Menguntungkan Mana?
Properti termasuk rumah merupakan investasi yang baik jika dibandingkan dengan mobil. Pasalnya harga rumah selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya sedangkan mobil malah kebalikannya. Seiring berjalannya waktu, mobil akan makin ketinggalan zaman dan performanya pun tertinggal dari kendaraan baru lainnya.
Apabila Anda ingin lebih untung di masa depan, sebaiknya pilih untuk punya rumah terlebih dulu dibandingkan mobil. Meskipun demikian, semua itu kembali lagi pada pertimbangan dan kebutuhan Anda.
Bijak Memilih
Terakhir, bijaklah dalam memilih apalagi jika kedua barang tersebut Anda beli dengan cara mencicil. Jika total cicilan kedua hal tersebut melebihi 30-35% dari total gaji, itu akan sangat memberatkan Anda ke depannya.