Bisnis.com, JAKARTA—Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan relatif sulit untuk berharap dapat memenuhi target pembangunan rumah oleh REI tahun ini, melihat masih lemahnya penjualan hingga kuartal ketiga tahun ini.
Sekretaris Jenderal REI Hari Raharta mengatakan, realisasi tahun ini bahkan kemungkinan tidak sebaik tahun lalu. Salah satu faktornya menurutnya adalah karena kesiapan dana pembiayaan perumahan tahun ini tidak sebaik tahun lalu.
“Tahun ini REI mungkin tidak seperti tahun lalu karena dananya siap tahun lalu. Namun, saya lihat posisinya sampai Oktober ini kemungkinan hampir 100.000 unit. Sekarang ini masalahnya keterbatasan pembiayaan,” katanya pada Bisnis.com, dikutip Kamis (6/10/2016).
Adapun, tahun ini REI menargetkan dapat membangun rumah sekitar 250.000 unit, tidak jauh berbeda dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu pun realisasi belum mencapai target tersebut, yakni hanya sekitar 100.000 unit. Ini merupakan bagian dari program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Hari mengatakan, kondisi ini mencerminkan mendesaknya solusi pembiayaan murah bagi perumahan. Menurutnya, pasar saat ini membutuhkan keterlibatan lebih besar dari bank-bank nasional dan daerah lainnya selain BTN untuk terjun dalam pembiayaan perumahan.
Dirinya menilai, bila nantinya program tabungan perumahan rakyat atau tapera dapat berjalan efektif, dapat diharapkan industri perumahan akan memasuki babak baru yang lebih baik. Untuk itu, REI mendorong pemerintah agar tapera dapat terealisasi sesuai targetnya, yakni dua tahun sejak undang-undangnya diterbitkan pada Maret tahun ini.
Selain itu, petunjuk pelaksanaan dan teknisnya harus segera terpenuhi sebab kebutuhan pendanaan ini begitu mendesak. Menurutnya, bila tapera berjalan efektif, realisasi pembangunan hunian tahunan REI bisa meningkat minimal dua kali lipat dibandingkan selama ini.
“Program pembiayaan ini penting karena ini kunci. Kalau tidak ada pembiayaan jangka panjang, yang terjadi seperti yang kita rasakan sekarang, begitu terbatasnya pendanaan,” katanya.
Hari memaklumi, komitmen pemerintah saat ini terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan rakyat sudah sangat tinggi. Meski begitu, trobosan-trobosan ekonomi yang telah diluncurkan pemerintah masih butuh waktu untuk benar-benar efektif mendorong pertumbuhan industri perumahan.