Bisnis.com, JAKARTA – Aktivitas manufaktur Korea Selatan berkontraksi pada laju tercepat dalam setahun sejalan dengan penurunan tajam produksi dan pesanan ekspor. Hal ini menunjukkan kondisi pemulihan ekonomi yang tetap rapuh.
Menurut survey swasta IHS Markit, seperti dilansir Reuters hari ini (Kamis, 1/9/2016), indeks manufaktur (PMI) Korea Selatan Markit/Nikkei turun menjadi 48,6 pada Agustus 2016 dari 50,1 pada bulan sebelumnya.
Indeks manufaktur pada Agustus turun ke level terendah sejak mencatatkan posisi 47,9 pada Agustus tahun lalu.
Lebih lanjut menurut survey tersebut, pesanan ekspor baru pada Agustus turun ke 48,6 dari 51,4 pada Juli atau penurunan terbesar sepanjang tahun ini di tengah lesunya permintaan global. Pengurangan pada volume perdagangan dengan China, Jerman, dan Irak berkontribusi terhadap penurunan itu.
Ekspor Korea Selatan telah turun sejak Januari 2015 dan mencekik upaya pemulihan ekonomi di negara tersebut yang menghasilkan separuh produk domestik brutonya (PDB) dari ekspor.
Pemerintah Korsel mengharapkan perdagangan global membaik pada paruh kedua tahun ini dan mendorong aktivitas pengiriman ke luar negeri meski di sisi lain pertumbuhan yang rendah di Eropa serta perlambatan ekonomi di China terlihat membatasi laba ekspor.