Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi Penyamakan Kulit Diharapkan Tumbuh 20% pada 2016

Asosiasi industri penyamakan kulit berharap bisa tumbuh 10%-20% pada tahun depan, dengan adanya tren relokasi pabrik sepatu ke Indonesia dan adanya suplai bahan baku yang lebih besar.
Usaha penyamakan kulit./Ilustrasi
Usaha penyamakan kulit./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi industri penyamakan kulit berharap bisa tumbuh 10%-20% pada tahun depan, dengan adanya tren relokasi pabrik sepatu ke Indonesia dan adanya suplai bahan baku yang lebih besar.

Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Sutanto Haryono mengatakan bahwa relokasi pabrik sepatu dari China akan berdampak pada peningkatan serapan produksi dari industri penyamakan kulit.

“Memang ada tren relokasi beberapa tahun ini, dari China ke Indonesia. Para pelaku industri kulit melihat bahwa secara langsung atau tidak langsung ini bisa menumbuhkan industri kulit,” katanya pada Bisnis, baru-baru ini.

Meskipun hingga kini belum ada kabar mengenai investasi baru untuk pabrik penyamakan kulit, dia mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapat kabar bahwa akan ada penambahan fasilitas pabrik untuk finishing atau penyempurnaan produk kulit. Menurutnya, ini merupakan efek terusan dari relokasi perusahaan sepatu tersebut.

“Biasa kalau pabrik besar dari China, mereka juga bikin industri penyokongnya, termasuk industri kulit. Jadi kalau mereka pindah, yang lain juga ikut pindah. Dan fasilitas finishing ini juga perizinannya tidak rumit,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan sinyal positif lain bagi industri penyamakan kulit tahun depan ialah dengan adanya rencana pemerintah untuk mengimpor sapi hidup. Hal ini akan menambah ketersediaan bahan baku kulit mentah bagi industri.

“Selama lima tahun terakhir ini, memang terasa bahan baku kurang. Lokal hanya mencukupi 40%-50% dari kebutuhan. Sisanya harus impor yang persyaratannya cukup sulit. Jadi dengan ada suplai hewan hidup, akan tambah persediaan bahan baku kulit. Tentunya ini hal positif,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper