Bisnis.com, JAKARTA--Supply Chain Indonesia (SCI) menilai sinergitas perusahaan negara yang berkaitan dengan logistik dapat menciptakan efisiensi. Chairman SCI Setijadi mengatakan pembentukan holding BUMN dapat dilakukan oleh perusahaan negara yang memiliki infrastruktur atau fasilitas dan jenis layanan logistik yang lengkap.
Selain itu, peluang pasar logistik yang besar dari perusahaan negara penghasil komoditas. Dia memetakan BUMN yang dapat masuk dalam daftar sinergitas antara lain perusahaan penghasil komoditas, jasa logistik, penyedia infrastruktur, dan perusahaan penunjang.
"Holding BUMN logistik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan daya saing yang tinggi sehingga BUMN logistik akan mendapatkan kepercayaan untuk mengelola logistik perusahaan swasta," ucapnya, Minggu (13/12/2015).
Menurutnya, BUMN sektor logistik mempunyai potensi pasar yang cukup besar. Dari pelanggan potensial internal, jelasnya, biaya logistik perusahaan BUMN sektor minyak, gas, dan energi diperkirakan lebih dari Rp100 triliun per tahun. Pada komoditas semen lebih dari Rp20 triliun, pupuk mencapai lebih dari Rp7 triliun, dan perkebunan lebih dari Rp5 triliun.
Dia memaparkan konsep pembentukan holding BUMN sektor logistik dengan cara perusahaan negara tetap berdiri masing-masing kemudian membentuk holding berdasarkan komoditas atau proses. Selanjutnya,holding BUMN logistik menerima order dari BUMN produsen dan meneruskannya ke BUMN logistik yang sesuai.
"Holding BUMN Logistik bertindak sebagai integrator dan synchronizer untuk pemenuhan order yang terdiri atas beberapa aktivitas layanan," katanya.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh, imbuh Setijadi, seperti sinergi utilisasi aset, investasi, master plan dan rencana strategis, serta pelayanan dan operasional. Peningkatan juga dapat terjadi pada market size internal perusahaan negara yang bertindak sebagai produsen, peningkatan efisiensi karena skala ekonomi, dan peningkatan daya saing.