Bisnis.com, Nanning-Guangxi, CHINA — Total perdagangan Indonesia dan China selama semester I/2015 menembus angka US$22,5 miliar, meski secara keseluruhan tetap membukukan posisi defisit bagi RI.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Nus Nuzuliah Ishak mengatakan peningkatan arus perdagangan dan investasi China ke Indonesia memberikan kontribusi positif bagi Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan perdagangan bilateral kedua negara mencapai 6,7% selama lima tahun terakhir.
China, ujarnya, juga telah menjadi mitra dagang terbesar pertama bagi Indonesia dengan total nilai perdagangan mencapai US$48,2 miliar, atau melebihi seperempat dari total perdagangan Indonesia dengan dunia pada 2014.
Sementara neraca perdagangan ke dua negara pada 2014 menunjukkan posisi defisit untuk Indonesia sebesar US$13 miliar.
"Pada periode Januari-Juni tahun 2015, total perdagangan kedua negara mencapai US$22,3 miliyar, atau mengalami penurunan 8,96% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," katanya kala membuka Indonesia Trade and Investment Seminar di China Asean Expo (CAEXPO) ke-12 di Nanning Convention Center, Sabtu (19/9/2015).
Nus menuturkan Pemerintah Indonesia mengharapkan bahwa devaluasi mata uang China, Yuan, mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha di dalam negeri untuk mendorong ekspor, khususnya untuk produk-produk dengan lokal konten yang tinggi seperti produk pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Dia menjelaskan kedua negara memiliki komitmen tingkat tinggi yaitu pada saat Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Presiden RRC, Xi Jian Ping pada kesempatan Konperensi Asia Afrika di Jakarta Mei 2015.