Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri penyamakan kulit berharap adanya perbaikan kinerja pada awal kuartal keempat yang merupakan musim produksi baru.
Ketua Umum Asosiasi Penyamakan Kulit Indonesia (APKI) Sutanto Haryono mengatakan kinerja kuartal ketiga tahun ini masih lesu, mengikuti tren sejak awal tahun. Namun dia berharap pesanan akan bertambah pada Oktober tahun ini, khususnya untuk pasar ekspor.
“Masih lesu. Kami tunggu sampai tahun depan, atau di Oktober. Terkadang order masuk di bulan segitu. Ya dilihat dulu, apa bisa ada perbaikan,” ujarnya pada Bisnis pekan ini.
Dia mengatakan omzet industri penyamakan kulit turun hingga 50%. Adapun penurunan produksi yang dialami industri besar mencapai 20%-30% dan untuk industi skala kecil dan menengah bisa mencapai 50%.
Meskipun permintaan untuk pasar luar negeri juga mengalami penurunan, kondisi pasar dalam negeri lebih berdampak terhadap kelangsungan industri.
“Ekspor itu hanya sekitar 40% dari keseluruhan produksi nasional. Prospek pasar dalam negeri yang lebih memprihatinkan,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa rendahnya produktivitas dari sektor industri lain pengguna kulit berdampak sekali terhadap penurunan kinerja di tahun ini. Khususnya serapan dari klaster-klaster industri aneka pengguna kulit seperti di Garut, Magelang dan Magetan.