Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur senilai Rp1,64 triliun akan dimulai segera setelah penandatanganan pembentukan perusahaan pengelola dilakukan dan diterbitkannya Peraturan Pemeritah tentang pengembangan SPAM yang baru.
Kepala Badan Pendukung Pengembangan SPAM Tamin M. Zakaria mengatakan penandatanganan pembentukan perusahaan pengelola atau special purpose vehicle (SPV) akan dilakukan dalam bulan ini.
Selama ini, pembetukan SPV tertunda akibat lambatnya pembahasan rancangan anggaran dasar. Tamin mengatakan saat ini penyusunan draf AD sudah selesai dilakukan setelah pemerintah mendesak badan usaha anggota konsorsium.
“Saya sudah dapat laporan bahwa drafnya sudah diedarkan di antara badan usaha anggota konsorsium,” katanya saat dihubungi, Selasa (7/7/2015).
Tamin mengatakan, walaupun peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan SPAM yang baru setelah dibatalkannya UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air belum ditetapkan, pembentukan SPV harus segera diselesaikan agar konsturksi dapat segera dimulai.
Lagipula, menurutnya, UU No. 11/1974 tentang Pengairan sudah menjadi dasar yang cukup bagi proyek kerja sama penyelenggaraan air minum, sebab beleid tersebut menyebutkan air minum adalah prioritas utama.
“Persiapan pelaksanaan SPAM Jatiluhur ini harus segera selesai, sehingga ketika nanti aturannya sudah terbit tinggal lari saja untuk kita konstruksi,” katanya.
Meski tidak mengungkapkan kapan persiskan konstruksi akan dimulai, Tamin mengatakan waktunya tidak lama setelah SPV dibentuk.
Pasalnya, DKI Jakarta saat ini sudah dalam kondisi darurat air minum sehingga perlu tambahan suplai dalam waktu dekat. Apalagi, Asian Games akan segera dimulai 2018 mendatang.
Tamin mengatakan konstruksi SPAM Jatiluhur tahap I ini dapat diselesaikan setidaknya di awal 2017 mendatang. Sejauh ini, detail engineering design (DED) dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) pun tengah dimatangkan.
Total investasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan SPAM Jatiluhur I mencapai Rp1,64 triliun. Kebutuhan investasi tersebut dipenuhi oleh empat badan usaha anggota konsorsium.
Porsi saham terbesar dalam pengelolaan SPAM Jatiluhur I ini dimiliki oleh BUMD DKI Jakarta yaitu PT Pembangunan Jaya dengan total kepemilikan 51%. Sementara itu, BUMD Jawa Barat PT Tirta Gemah Ripah memiliki 25% saham. Selebihnya, PT Wijaya Karya Tbk 14% dan Perum Jasa Tirta sebagai perwakilan regulator 10%.
Menurutnya, DKI Jakarta memegang saham mayoritas untuk memastikan keberhasilan proyek. Pasalnya, dari produksi yang diperkirakan mencapai 5.000 liter per detik, sebesar 4.000 liter per detik akan disalurkan untuk DKI Jakarta.