Bisnis.com, SEMARANG - Industri manufaktur di Jawa Tengah merupakan sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar dengan kontribusi 2,5% pada triwulan I/2015.
Peningkatan kinerja industri pengolahan Jateng sebagian besar ditopang oleh industri industri tembakau serta industri makanan dan minuman.
Kepala Perwakilan BI Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan pertumbuhan sektor industri pengolahan pada triwulan I/2015 tercatat sebesar 7,1% year on year (y-o-y).
Iskandar mengakui sektor industri pengolahan merupakan kontribusi utama perekonomian Jateng di mana industri yang dominan adalah industri makanan dan minuman 32% serta industri pengolahan tembakau 28%.
Bahkan, kebijakan pemerintah menaikkan cukai rokok diberlakukan pada 1 Januari 2015 sebesar 8,72% belum memberikan dampak terhadap industri rokok di Jateng. Adapun, industri mamin mengalami peningkatan kinerja sejalan dengan tingginya permintaan domestik.
“Industri pengolahan di sini cukup membantu pertumbuhan ekonomi di Jateng yang mencapai 5,5% atau di atas pertumbuhan nasioanal diangka 4,7%,” papar Iskandar, Jumat (3/7/2015).
Pihaknya membeberkan kinerja industri pengolahan meningkat dibandingkan triwulan tahun sebelumnya sejalan dengan pertumbuhan impor bahan baku yang meningkat.
Iskandar menyebutkan pertumbuhan impor bahan baku masih mencatatkan laju pertumbuhan tahunan yakni 62,76% (y-o-y) pada triwulan I atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 58,80% (y-o-y).
“Kami harapkan peningkatan nilai impor bahan baku dapat mendorong meningkatnya kinerja industri pengolahan pada tahun berikutnya,” terangnya.
BI merilis ekonomi Jateng pada triwulan I/2015 tumbuh 5,5% (y-o-y) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun lalu. Dibandingkan pada triwulan IV/2014, ekonomi Jateng 3 bulan pertama tahun ini melambat karena triwulan sebelumnya pertumbuhan ekonomi bisa menembus angka 6,16% (y-o-y).
“Melihat potensi dunia usaha di Jateng, kami perkirakan ekonomi di sini akan tumbuh sebesar 5,7% (y-o-y),” terangnya.