Bisnis.com, GARUT—Kalangan industri penyamakan kulit Garut keluhkan minimnya pasokan bahan baku kulit sehingga menyebabkan tingkat utilitas tak optimal.
Nadirman, Ketua Asosiasi Penyamakan Kulit Garut, mengharapkan pemerintah mempermudah akses impor kulit sapi dari berbagai negara.
"Pesaing kami dari Thailand, Vietnam bisa impor dari negara manapun. Kalau di Indonesia, tidak bisa seperti itu, jadi kinerja kami terbatasi," tuturnya di sela-sela Kunjungan Kerja Menteri Perindustrian di Sentra penyamakan kulit Sugaregang, Senin (27/4).
Menurutnya, hadirnya Menperin menjadi ajang curhat pelaku usaha baik skala besar maupun IKM.
Menanggapi permintaan pelaku, Menperin Saleh Husin akan membicarakan dengan kementerian terkait guna mencari solusi ketersediaan bahan baku.
"Saya sengaja datang kemari [Garut] agar tahu masalahnya. Nanti akan kami sampaikan," katanya.
Jumlah Industri Penyamak Kulit di Indonesia berjumlah 67 perusahaan (yang aktif hanya 35 perusahaan) dan + 100 industri perumahan dengan kapasitas produksi sebesar 25 juta ekor sapi dan domba atau sekitar 250 juta square fet per tahun.
Pasokan dalam negeri / tingkat pemotongan hewan sapi dalam negeri sebanyak dua juta ekor pertahun dan hewan kambing/domba 6,5 juta ekor pertahun.
Pada kondisi tersebut maka utilisasi industri penyamakan kulit sapi dalam negeri baru mencapai 48% dan kambing/domba hanya 35% dari kapasitas produksi, sehingga Industri ini masih kekurangan pasokan bahan baku kulit sebesar 64%.