Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komersialisasi Jagung Transgenik Dinilai Sia-sia

Langkah pemerintah pusat yang akan mengkomersialisasikan benih jagung transgenik pada tahun ini dinilai sia-sia.

Bisnis.com, BANDUNG—Langkah pemerintah pusat yang akan mengkomersialisasikan benih jagung transgenik pada tahun ini dinilai sia-sia.

Pengamat Pertanian dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Tomi Perdana mengaku tidak yakin jagung transgenik akan bisa dibudidayakan secara massal di Indonesia. Pasalnya, jagung hasil rekayasa masih menjadi perdebatan.

"Jagung Genetically Modified Organism (GMO) belum memenuhi satu syarat yakni soal lingkungan. Karena dalam rekayasa itu dimasukan bakteri agar lebih tahan penyakit," katanya kepada Bisnis, Kamis (12/2).

Banyak pihak menilai, lanjut dia, produk transgenik dalam jangka panjang justru merusak lingkungan. Bahkan sejumlah pihak pun mengkhawatirkan ancaman terhadap kesehatan manusia.

Dengan kata lain, apabila jagung transgenik itu untuk kepentingan pangan, masih akan jadi persoalan. Kecuali dalam jagung tersebut dicantumkan itu tulisan bahwa itu jagung jenis GMO.

Meski begitu, dia pun mengungkapkan adanya produk pangan GMO seperti kedelai impor. Mungkin hal itu tidak menjadi masalah karena kedelai dikirim dalam produk asli bukan budidayanya.

"Tujuan awal rekayasa genetik itu kan untuk membentuk jagung yang tahan terhadap berbagai macam serangan penyakit," ujarnya.

Tomi mengakui apabila jagung itu digunakan untuk kepentingan pakan, maka industri akan menyambutnya karena memang sangat prospektif.

“Cuma apabila untuk meningkatkan produksi jagung, maka akan dihadapkan persoalan. Maka dari itu, perlu kerja sama dengan peneliti untuk meningkatkan produktifitas jagung berkualitas," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jawa Barat Entang Sastraatdmadja mendukung langkah pemerintah pusat untuk mengkomersialisasikan benih jagung transgenik.

Kendati demikian, ujar dia, peruntukan jagung transgenik harus dipergunakan untuk pemenuhan pakan ayam yang selama ini masih mengandalkan impor. Pasalnya, bila jagung transgenik tersebut dikonsumsi manusia berpotensi menimbulkan kekhawatiran.

“Beberapa penelitian memang sudah dilakukan dan dianggap aman. Namun untuk risiko konsumsi manusia harus lebih dipertimbangkan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper