Bisnis.com,JAKARTA – Laporan The International Service for the Acquisition of Agri-Biotech Applications (ISAAA) yaitu sebuah organisasi nirlaba dalam aplikasi bioteknologi menyatakan negara China meraup keuntungan ekonomis lebih dari US$15 miliar dari pengembangan kapas bioteknya.
Seperti dikutip Bisnis, Minggu (2/3/2014), Clive James, Ketua Dewan Emeritus ISAAA sekaligus sebagai penulis laporan mengatakan petani China juga diuntungkan dari pemakaian tanaman kapas biotek ini karena mampu menghemat pemakaian insektisida hingga 50%.
“Kapas biotek juga memberikan keuntungan penting bagi petani di China, yaitu berkurangnya pemakaian insektisida lebih dari 50%,” katanya.
Clive melanjutkan selain mengembangkan kapas biotek, pemerintah China juga tengah mengembangkan jagung biotek. Dia menilai negara ini sudah mendapat manfaat dari pengembangan jagung biotek tersebut.
Hal ini bisa dimaklumi mengingat permintaan terhadap pakan bagi 500 juta babi dan 13 miliar unggas menyebabkan negara ini semakin bergantung pada jagung impor.
Selain itu negara ini juga mulai terlihat mengembangkan padi biotek untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya yang mencapai 1,3 miliar jiwa.
“Pelan tapi pasti, China akan menjadi negara produsen pangan yang disegani d dunia,” jelasnya.
Bagaimana dengan Indonesia?.