Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia harus meningkatkan produksi pangan hingga 70% guna memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk yang terus meningkat.
Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Pangan Franciscus Welirang mengatakan saat ini penduduk dunia telah mencapai 7 juta jiwa dan diproyeksi mencapai 11 juta jiwa pada 2045. Dengan demikian, kebutuhan pangan juga akan meningkat tajam.
"Perlu ditingkatkan produksi pangan sebesar 70% dari kondisi saat ini," kata bos Indofood ini dalam pembukaan Jakarta Food Security Summit ke-3, Kamis (12/2/2015).
Sebagai negara agraris, lanjutnya, Indonesia harus mampu mewujudkan ketahanan pangan sekaligus berkontribusi pada pemenuhan pangan dunia melalui peningkatan produksi pangan nasional. Upaya tersebut akan membawa terwujudnya feed Indonesia, feed the world.
Franciscus menambahkan dalam rangkaian JFSS 2015, Kadin telah menggelar rapat koordinasi, diskusi pakar, diskusi roundtable, dan focus group discussion (FGD) dengan sejumlah pemangku kepentingan di sektor agribisnis untuk merumuskan rekomendasi peningkatan produksi dan ketahanan pangan kepada pemerintah.
Sejumlah kunci penting yang digarisbawahi, imbuhnya, terkait dengan kepastian tata ruang untuk usaha agribisnis dan pangan, peran koperasi sebagai penyalur pembiayaan, dan praktek agribisnis yang berkelanjutan.
"Pertanian, peternakan, pertambakan, perkebunan harus dilakukan dengan cara-cara berkelanjutan," katanya.
Adapun sejumlah komoditas pangan unggulan yang harus digenjot produksinya a.l. beras, jagung, kedelai, gula, kelapa sawit, teh, kopi, kakao, udang dan tuna, serta daging dan susu.
Ketua Penyelenggara JFSS 2015 ini memaparkan kegiatan dua tahunan tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.500 tamu undangan dari dalam dan luar negeri. Adapun pameran dan diskusi yang berlangsung pada 12 Februari-14 Februari 2015 ini akan melibatkan 200 peserta dari kementerian, pemda, produsen pangan, eksportir dan importir, kontak tani dan nelayan, koperasi, dan perbankan nasional.