Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Perikanan Targetkan PNBP Rp1,4 Triliun

Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini mencapai Rp1,4 Triliun.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti
Bisnis.com,JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini mencapai Rp1,4 Triliun.
 
Sekretaris Jenderal KKP Syarief Widjaja mengatakan target ini dapat tercapai dengan membuat berbagai formula untuk mengembalikan PNBP yang hilang.
 
"Nanti banyak formula untuk mencapai target ini. Dari pengurangan praktik markdown kapal, harga ikan terlalu murah, dan banyak formula lainnya, katanya saat ditemui Bisnis.com, Senin (26/1/2015).
 
Dia menambahkan PNBP tahun lalu sekitar Rp270 miliar. Menurutnya, angka ini terlalu kecil mengingat potensi PNBP dari sektor kelautan dan perikanan banyak hilang.
 
Syarief mengatakan potensi kehilangan ini salah satunya dari praktik markdown atau manipulasi data ukuran kapal. Dalam hal ini, KKP menemukan dari 1.000 kapal tangkap nasional di Indonesia, 300 di antaranya melakukan praktik markdown.
 
"Mereka ini nggak mau pasang VMS, nggak mau bayar PNPB, jadi nurunin data ukuran kapalnya jadi di bawah 30 GT, dari 100 GT-150 GT," katanya.
 
Selain itu, dia pun mengatakan praktik markdown ukuran kapal ini juga dilakukan agar bisa memperoleh BBM bersubsidi. Pasalnya, berdasarkan Perpres No.191/2014, penyaluran BBM bersubsidi hanya diperuntukkan kapal di bawah 30 GT.
 
Dengan menurunkan data ukuran kapal, lanjut Syarief, oknum tersebut tidak membayar PNPB.
 
PNBP dari mereka ini ya Rp0. Karena kapal di bawah 30 GT ini izinnya ke daerah, jadi nggak bayar PNBP. Ini cara mereka menghindari PNBP, data kapalnya diturunin, katanya.
 
Untuk mengembalikan PNPB tersebut, lanjut Syarief, pihaknya akan melakukan verifikasi data ukuran kapal kepada seluruh kapal di Indonesia. "Ini masih berjalan verifikasinya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ihda Fadila
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper