Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Lesu, PNBP Migas Anjlok Jadi Rp17,8 Triliun per 15 Maret 2024

Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor migas hingga 15 Maret 2024 anjlok 20,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Anjungan lepas pantai./Bloomberg
Anjungan lepas pantai./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor migas dan nonmigas sampai dengan pertengahan Maret 2024 anjlok seiring tren penurunan harga komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi penerimaan negara dari sektor sumber daya alam (SDA) migas mencapai Rp17,8 triliun sampai dengan 15 Maret 2024. Jumlah ini turun 20,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp22,3 triliun.

Terkontraksinya realisasi PNBP tersebut disebabkan tren moderasi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) yang dipengaruhi oleh peningkatan pasokan minyak mentah dari Amerika Serikat dan perubahan permintaan minyak pada triwulan I/2024.

"Selain harga ICP turun, liftingnya juga turun sehingga memang penerimaan kita kemudian mengalami penurunan 20,1% menjadi hanya Rp17,8 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (25/3/2024).

Kementerian Keuangan mencatat realisasi harga minyak mentah Indonesia per Januari 2024 berada di level US$77,12 per barel eop/ytd. Angka ini di bawah asumsi APBN 2024 yang dipatok sebesar US$82 per barel.

Sementara itu, lifting minyak per Februari 2024 tercatat baru mencapai 575.600 barel per hari (bph), masih di bawah target APBN 2024 sebesar 635.000 bph.

Lalu, lifting gas bumi tercatat baru mencapai 906.600 barel setara minyak per hari (bsmph). Realisasi ini masih di bawah target yang dipatok sebesar 1,033 juta bsmph.

Di sisi lain, realiasi PNBP dari sektor SDA nonmigas juga terkontraksi cukup dalam. Sri Mulyani melaporkan penerimaan negara dari sektor SDA nonmigas mencapai Rp22,4 triliun sampai dengan 15 Maret 2024.

Realisasi tersebut anjlok 38,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp36,6 triliun. Dia menuturkan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh moderasi harga batu bara.

"SDA nonmigas juga mengalami penurunan karena harga batu bara dan volume produksi batu bara juga menurun. Kita lihat penurunannya cukup tajam 38,7%, yaitu hanya Rp22,4 triliun," kata Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper