Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian meminta industri petrokimia dan pupuk di Teluk Bintuni, Papua Barat dapat bersinergi memanfaatkan common facility. Hal ini bertujuan menciptakan efisiensi inventasi dan lahan.
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mencontohkan berupa penggunaan infrastruktur pembangkit listrik bersama-sama.
“Kami diskusikan dengan Pupuk Indonesia, Ferrostaal, dan LG Chemical untuk mengembangkan common facility besama karena Bintuni itu daerah remote karena bangun infrastruktur kan costly,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (8/8/2014).
Pembicaraan mengenai hal tersebut pasti melibatkan PT Pupuk Indonesia (Persero). Pasalnya perseroan pelat merah ini ditunjuk sebagai pengelola kawasan industri di Teluk Bintuni.
Kementerian Perindustrian juga siap merekomendasikan pemberian tax holiday untuk proyek pembangunan pabrik petrokimia PT LG International di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Kementerian memberikan syarat kepada LG berupa kesediaan menambah derivatif produk dari produksi methanol melalui pabrik di Bintuni. Hal ini bertujuan agar tercipta nilai tambah petrokimia yang lebih tinggi bagi Indonesia.