Bisnis.com, JAKARTA - Tren peralihan permintaan dari apartemen sewa ke kondominium (apartemen strata title) di wilayah Jabodetabek semakin mengemuka pada 2014. Hal itu terutama ditandai dengan perkembangan pasokan apartemen sewa yang cenderung stagnan seiring meningkatnya pasokan dan penjualan kondominium di Jakarta dan sekitarnya.
Hasil riset Bank Indonesia mengenai perkembangan properti komersial pada kuartal I/2014 menunjukkan pasokan apartemen sewa di Jabodetabek tidak mengalami perubahan baik secara triwulanan maupun tahunan.
Di Jabodebek, pasokan kumulatif apartemen sewa pada kuartal itu sebesar 12.030 unit atau belum mengalami penambahan baik secara triwulanan maupun tahunan sejalan belum adanya apartemen baru yang dipasarkan.
Di sisi lain, pasokan kondominium di Jakarta dan sekitarnya meningkat 1,33% (q-t-q) atau 3,66% (y-o-y) dengan penambahan empat tower apartemen, yakni The Windsor, St. Moritz, Pulomas dan Woodlard Park sehingga total kumulatif pasokan unit kondominium mencapai 97.451 unit.
Di Banten, pasokan kondominium juga meningkat menjadi 15,33% (q-t-q) atau 30,01% (y-o-y) dengan beroperasinya Silkwood Residence di Alam Sutera.
Dengan peningkatan pasokan, hasil riset tersebut juga menyatakan kondominium semakin diminati sebagai instrumen investasi yang menjanjikan yang diindikasikan dari tingkat penjualan di Jabodebek yang terus meningkat hingga mencapai 96,93% pada triwulan pertama itu.
Sedangkan di Banten, semakin tingginya minat untuk kondominium terindikasi dari tingkat penjualan yang meningkat sebesar 1,40% (q-t-q) atau 3,17 (y-o-y).
"Sejalan dengan tingginya permintaan, harga jual kondominium di Jakarta terus meningkat baik secara triwulanan (0,28%) maupun tahunan (27,21%). Di Banten, harga jual kondominium terakselerasi baik secara triwulanan (6,21%) maupun tahunan (26,93%)," ungkap laporan tersebut.
Terkait dengan kondisi itu, CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono menyatakan, melanjutkan performa apiknya pada 2013, pengembangan hunian jenis kondominium itu memang diproyeksikan masih menjadi unggulan di pasar properti Indonesia pada 2014.
Dengan proyeksi kondisi pasar semester II/2014 akan lebih aktif dengan membaiknya kondisi ekonomi pasca-perhelatan pemilihan umu, dia memperkirakan sektor residensial dan perkantoran masih akan menjadi idola di pasar properti dengan jumlah permintaan yang masih tinggi.
“Pada tahun ini kondominium kelas menengah terutama akan menjadi primadona pasar properti. Tingkat penjualannya lebih aktif sebab mayoritas profil pembelinya adalah end user, bukan investor,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (18/5/2014).
Hendra menambahkan pengembangan kondominium di Jabodetabek masih akan terus terjadi seiring dengan semakin besarnya kebutuhan akan hunian.