Bisnis.com, JAKARTA – Pelonggaran pembatasan akibat pandemi Covid-19 tidak memberi dampak positif bagi penjualan properti dari subsektor kondominium. Pasalnya, aktivitas penjualan kondominium di Jakarta, menurut konsultan properti JLL Indonesia, pada kuartal pertama tahun 2022 masih menunjukkan tren yang sama yang terlihat selama pandemi.
Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim permintaan kondominium masih terlihat lemah pasca pandemi Covid-19.
“Unit yang terjual pada kuartal pertama tahun 2022 hanya 300 unit, sedikit lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya,” kata Yunus dalam acara JLL Media Briefing 1Q22, Rabu (20/04/2022).
Rendahnya permintaan kondominium di Jakarta masih berlanjut sejak tahun lalu mengingat para calon pembeli, khususnya investor, masih berhati-hati dalam melakukan pembelian kondominium.
Yunus mencatat, permintaan apartemen kelas menengah-bawah tetap stabil berkat adanya dukungan dari basis pelanggan yang lebih besar serta harga unit yang lebih terjangkau, dibandingkan harga apartemen kelas atas di mana penjualan masih lambat.
“Terdapat dua proyek kelas atas yang diluncurkan oleh pengembang internasional di triwulan ini. Secara umum, para pengembang masih fokus untuk menjual produk existing,” ungkap Yunus.
Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto menambahkan, tren permintaan kondominium di Jakarta, aktivitas penjualan kondominium di area Bodetabek juga terpantau belum sepenuhnya pulih. Tingkat penjualan dan peluncuran proyek kondominium baru mengalami sedikit penurunan pada enam bulan terakhir.
“Hanya ada dua proyek kondominium baru yang diluncurkan di area Depok dan Tangerang di kelas menengah,” sambungnya.
Untuk itu, para pengembang masih melanjutkan pencarian target konsumen potensial baru, dengan mengkombinasikan pendekatan marketing online dan offline, menawarkan fleksibilitas pembayaran, dan menambah promosi lainnya, seperti syarat pembayaran yang menarik dan gimmick lainnya untuk mendongkrak penjualan di akhir tahun.