Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MINYAK MENTAH: Teknologi Shale Gas Berhasil Naikkan Produksi

Wood Mackenzie, konsultan energi internasional, menyatakan hanya satu dari lima negara yang sukses menerapkan teknologi shale gas dari China hingga Argentina.
Pengeboran minyak mentah/JIBI
Pengeboran minyak mentah/JIBI

Bisnis.com, SYDNEY—Wood Mackenzie, konsultan energi internasional, menyatakan hanya satu dari lima negara yang sukses menerapkan teknologi shale gas dari China hingga Argentina.

Pasalnya, banyak negara yang ingin meniru kesuksesan Amerika Serikat (AS) dalam mengimplementasikan teknologi tersebut.

Andrew Latham, Wakil Presiden Wood Mackenzie mengatakan Argentina memimpin dalam penggunaan tekbologi shale gas. Negara tersebut merencanakan untuk mengebor sekitar 200 kilang shale tahun ini, lebih dari tiga kali lipat dari volume pengeboran di China.

“Anda pasti mendengar orang-orang membicarakan cekungan yang berbeda. Semua bagus, tetapi biasanya hanya satu yang memiliki potensi signifikan. Anda hanya akan mendapat satu dari lima sumur yang dibor,” kata Latham di Perth, Selasa (8/4/2014).

Produsen shale gas membidik Rusia, China, Australia, India, Afrika Selatan, dan Argentina untuk memperoleh pasokan gas sehingga mampu meniru kesuksesan revolusi pasokan gas yang dilakukan AS.

Untuk Argentina sendiri, Wood Mackenzie memperkirakan negara tersebut bakal mengebor separuh dari kilang shale yang ada dunia pada tahun ini, di luar AS.

“Total pengeboran sumur hanya mencapai 400 buah tahun ini, hal itu [pengeboran] masih dikategorikan sedikit dibandingkan pengeboran di Amerika Utara yang bisa menembus hingga ratusan setiap tahunnya,” tambah Latham.

Biaya eksplorasi minyak dan gas di dunia juga diprediksi sekitar US$100 miliar setiap tahun semalam lebih dari 3 tahun ke depan, sehingga memperbesar risiko bagi pelaku industri.

“Ketika penambang mulai mengebor dan tidak mendapat hasil yang diinginkan, maka prospek bisnis mereka juga tidak akan berkembang. Jadi, industri semakin mengurangi upaya pengeboran untuk mengurangi risikonya,” jelasnya.

Perusahaan minyak dari Royal Dutch Shell Plc. sampai BP Plc telah memangkas pengeluaran untuk menggenjot kapasitas pembiayaan menyusul besarnya biaya produksi yang melebihi harga energi.

Proyeksi Wood Mackenzie itu didasarkan atas asumsi bahwa harga energi tidak mengalami perubahan signifikan dan beberapa produsen akan mengurangi pengeluaran untuk mengembangkan tekbologi shale gas. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper