Bisnis.com JAKARTA--PT Jorong Barutama Greston berencana menutup operasi tambang batu bara di Kalimantan Selatan pada 2018. Padahal, anak perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk ini baru saja meneken nota kesepahaman renegosiasi kontrak dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Leksono Poeranto mengatakan PT Jorong Barutama Greston mengantongi kontrak berlisensi Perjanjian Karya Pertambangan dan Pengusahaan Batu Bara (PKP2B) generasi II yang akan habis pada 2028.
“Namun, sumber cadangan batu bara akan habis tiga tahun lagi. Perusahaan kini tengah memulai rencana penutupan operasi di wilayah konsesi kami,” ujarnya Jumat (7/3/2014).
Padahal, PT Jorong Barutama Greston baru mengelola 50% dari seluruh luas wilayah konsesi 9.000 hektar. Perusahaan ini telah memulai produksi sejak 10 Desember 1999 dan menghasilkan batu bara dengan nilai kalori 5.300 – 5.800 kilokalori (kkal) sekitar 40 juta ton sejak awal berproduksi.
Awalnya, sejak didirikan pada 10 Mei 1991, perusahaan memiliki luas wilayah 100.000 hektar, kemudian menyusut seiring kebijakan pemerintah Indonesia menjadi 11.478 hektar dan yang terbaru menyusut menjadi 9.556 hektar.
Leksono mengaku belum bisa menyampaikan rencana ke depan dari Jorong Barutama dan ITMG. Pasalnya, kini laporan tengah diperiksa oleh auditor. Namun, khusus Jorong Barutama, pihaknya telah menggandeng Universitas Lambung Mangkurat untuk melancarkan program penutupan operasi tambang.
Memang, perusahaan telah meneken nota kesepahaman dengan universitas tersebut pada 23 November 2012 untuk membudidayakan varietas unggas yang spesifik dan perkebunan lokal serta memulihkan habitat untuk tanaman langka sebagai bagian dari rencana penutupan operasi tambang.
Renegosiasi Kontrak
Leksono mengaku perusahaan telah menyetujui seluruh poin renegosiasi kontrak. Hanya saja, baru ada 2 perusahaan milik ITMG yang telah meneken nota kesepahaman pada Jumat (7/3) yakni PT Jorong Barutama Greston dan PT Trubaindo Coal Mining.
Namun, dia mengatakan khusus untuk PT Indominco Mandiri dan PT Bharinto Ekatama masih ada beberapa poin yang berlum sepakat. Dia mengatakan Indominco masih tersendat soal luas wilayah, sedangkan Bharinto yang memiliki lisensi PKP2B generasi IV terkendala pajak penghasilan (PPh) badan.
“Indominco mungkin pekan depan menyusul, sudah clear. Hanya luas wilayah yang masih jadi persoalan. Kami masih menghitung berapa luas wilayah yang bisa kami serahkan. Intinya kami sepakat dengan pemerintah,” ujarnya.
Memang, Indominco merupakan penopang bagi ITMG. Pada 2013, produksi batu bara ITMNG mencapai 29,4 juta ton dan Indominco menyumbang 14 juta ton sendiri sedangkan Bharinto pada 2013 memproduksi 2 juta ton.
Cadangan Batu Bara PT Jorong Barutama Greston
(dalam juta ton)
Tahun Produksi Cadangan
2011 1,4 5,8
2012 1,2 4,6
2013 1 3,6
Sumber: PT Indo Tambangraya Megah Tbk, diolah, 2014