Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Hunian Mewah Jakarta Stagnan

Pertama kalinya dalam 10 kuartal terakhir, harga residensial mewah di Jakarta tidak mengalami pertumbuhan

Bisnis.com, JAKARTA - Pertama kalinya dalam 10 kuartal terakhir, harga residensial mewah di Jakarta tidak mengalami pertumbuhan.

Berdasarkan indeks residensial dari konsultan properti Jones Lang Lasalle, pada kuartal III/2013, pertumbuhan harga hunian mewah di ibukota Indonesia itu 0% dibandingkan dengan periode sebelumnya.

"Namun, Jakarta terus mengungguli semua pasar lain di Asia Pasifik yang dipantau secara tahunan dengan pertumbuhan 26,2%, diikuti oleh Beijing dengan 14,1 %," ujar Jane Murray, Kepala Riset Jones Lang Lasalle untuk Asia Pasifik, dalam rilis yang diterima Bisnis, Jumat (6/12/2013).

Stagnannya pertumbuhan harga di Jakarta memberikan ruang bagi Beijing 1,6% dan Shanghai 1,5% untuk memimpin kenaikan harga per kuartal di kawasan Asia Pasifik, hal ini merupakan akibat dari sedikitnya proyek baru di pasar.

Aktivitas penjualan yang sehat ditambah dengan permintaan lokal yang kuat membuat Manila mengungguli rekan-rekannya di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan sebesar 0,8% pada kuartal III tahun ini.

Murray menambahkan dari sembilan pasar yang dipantau, Singapura terlihat mengalami penurunan harga per kuartal terbesar yakni 0,4% dan tahunan turun 2,5% sebagai akibat dari pengetatan peraturan tentang kredit perbankan yang terus mempengaruhi sentimen investor.

Di Hong Kong, harga perumahan mewah juga terlihat mengalami penurunan triwulan marginal sebesar 0,3 % karena volume penjualan tetap rendah dan pembeli mengambil langkah hati-hati.

Meskipun demikian, Murray optimistis akan melihat pertumbuhan tahunan yang moderat dan kuat di sebagian besar pasar. Untuk akhir tahun ini dan juga tahun 2014, pihaknya memprediksi aktivitas penjualan di Greater China dan Singapura untuk tetap berada pada tingkat yang sama karena sentimen investor terus terpengaruh oleh langkah-langkah pengetatan pemerintah yang akan tetap berlaku selama 12 bulan ke depan.

"Sepanjang tahun depan, pasar Negara berkembang Asia Tenggara akan terus mengalami pertumbuhan harga yang moderat sementara kami memprediksi untuk melihat peningkatan terkuat di Beijing dan Shanghai sebagai akibat dari permintaan lokal yang kuat,” kata Murray.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper