Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkembangan Ekonomi AS Membaik, Pemerintah Tak Mau Lengah

Pemerintah bersama otoritas di pasar keuangan berjanji tak akan lengah meskipun situasi menunjukkan perkembangan positif menyusul pencapaian kesepakatan tentang batas pinjaman pemerintah Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah bersama otoritas di pasar keuangan berjanji tak akan lengah meskipun situasi menunjukkan perkembangan positif menyusul pencapaian kesepakatan tentang batas pinjaman pemerintah Amerika Serikat.

Kongres AS pada Rabu (16/10/2013) waktu setempat mencapai kesepakatan mengenai peningkatan plafon utang setelah terjadi kebuntuan fiskal yang diikuti penghentian layanan publik (shutdown) selama 16 hari.

Namun, kepastian yang memberi sentimen positif terhadap pasar keuangan global itu dikhawatirkan hanya bersifat sementara mengingat peningkatan batas utang itu hanya berlangsung hingga Februari 2014.

Artinya, jika pembahasan debt ceiling kembali mandek, pemerintah Negeri Paman Sam tak dapat berutang lagi dan gagal bayar (default) terjadi, maka hal itu akan berdampak terhadap pasar keuangan di negara berkembang (emerging market).

Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan berjanji terus memantau dan memitigasi sumber-sumber kerentanan yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Menteri Keuangan M.Chatib Basri mengatakan pemerintah terus memonitor status obligasi negara di pasar utang meskipun imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun sudah turun ke 7,4% dari 8,9% pada bulan lalu.

Otoritas fiskal pun rutin menggelar full dress simulation untuk mengantisipasi pemburukan di pasar surat berharga negara.

“Mudah-mudahan dalam satu bulan ini, kita bisa lakukan full dress simulation lagi,” katanya seusai rapat rutin Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK), Jumat (18/10/2013).

Simulasi sebagai implementasi bond stabilization framework (BSF) itu untuk memastikan mekanisme koordinasi antar berbagai pihak berjalan baik dalam pembelian kembali (buyback) SBN ketika terjadi sudden reversal di pasar utang.

Tak hanya di sektor keuangan, isu domestik pun, seperti inefisiensi di sektor logistik dan infrastruktur yang kurang memadai, akan diperbaiki untuk meningkatkan produktivitas di dalam negeri.

Jika kapasitas produksi di Tanah Air meningkat, maka suplai untuk mencukupi permintaan domestik tidak perlu didatangkan dari impor sehingga pada akhirnya memperbaiki transaksi berjalan yang selama ini defisit.

“Jika current account deficit ini bisa kita perbaiki, maka kepercayaan investor terhadap pasar keuangan kita bisa pulih,” ujar Chatib.

Dia menggarisbawahi mitigasi tersebut tak sekadar mengantisipasi kebuntuan fiskal di AS, tetapi juga menyikapi risiko ketatnya likuiditas global seiring rencana tapering off quantitative easing bank sentral AS The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper