Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah perlu memanfaatkan momentum penundaan pengurangan stimulus perekonomian oleh Amerika Serikat dengan segera mengurangi defisit perdagangan dan percepatan investasi.
Direktur Artha Graha Network,Wisnu Tjandra mengingatkan perekonomian Indonesia dan negara emerging countries lainnya menjadi seolah berkembang lebih baik sejak krisis 2008, adalah karena adanya dana murah hasil rembesan dana yang digelontorkan Amerika untuk memulihkan perekonomian di negara itu pada 2008.
Saat perekonomian Amerika mulai membaik, meski sekarang diputuskan pengurangan stimulus belum perlu dilakukan, sudah dapat dipastikan cepat atau lambat pengurangan dana stimulus itu akan dilakukan.
“Meski ada penundaan quantitative easing (QE), jangan kita terlena, seolah badai telah berlalu. Badai belum jadi datang,”ujarnya, Kamis (19/9).
Menurut dia, penundaan tersebut memberi kesempatan bagi Indonesia menarik nafas sekejap dan harus dimanfaatkan dengan sesegera mungkin merealisasikan sejumlah rencana yang telah ditetapkan pemerintah. “Defisit perdagangan segera diperkecil, investasi dipercepat serta bereskan aneka pekerjaan rumah yang masih belum selesai.”
Mantan Direktur Bank Artha Graha itu menambahkan, bila pemerintah bisa memanfaatkan waktu yang ada, maka saat taperring off quantitative easing tersebut dilakukan Amerika, maka Indonesia menjadi lebih siap dan tidak lagi panik.
“Anggap saja selama dua bulan terakhir ini adalah latihan menghadapi era dana yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu murah. Yang penting sekarang semua kebijakan yang telah diputuskan bulan lalu segera direalisir,”kata dia.