Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia berhasil mengukuhkan peningkatan daya saing ekonominya di kancah internasional melalui The Global Competitiveness Report’s 2013-2014.
Diluncurkan pada Selasa (3/9/2013), laporan tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 38 dari 138 negara.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan Indonesia menjadi negara dengan peningkatan terbesar sebab pada tahun lalu hanya menempati urutan 50 dari 144 negara.
“Diantara negara Asia, peringkat Indonesia naik 12 tingkat. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peningkatan terbesar di antara negara G20 sejak tahun 26,” ujarnya, Kamis (5/9/2013).
Dia menyebutkan salah satu faktor yang manjadi tolak ukur peningkatan tersebut adalah membaiknya sektor infrastruktur yang meliputi sarana dan prasarana jalan, kualitas transportasi kereta api, pelabuhan serta transportasi udara.
Skor infrastruktur Indonesia, jelasnya, pada 2008 hanya mencapai 3. Kemudian pada 2009 naik menjadi 3,2, meningkat 3,6 pada 2010, dan mencapai 3,8 pada 2011.
Meski pun anjlok hingga 3,7 pada 2012, paparnya, pada tahun ini skor sektor infrastruktur menguat hingga 4,2.
“Untuk kualitas jalan skornya naik 0,3 poin, juga kereta api, pelabuhan, dan udara plus 0,3 poin,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia memang belum bisa masuk dalam kelompok 10 terbaik yang di antaranya ditempati oleh Switzerland, Singapura, dan Finlandia. Kendati begitu, ujarnya, banyak negara lain yang mengalami penurunan tingkat daya saing.
“Misalnya Korea [Selatan] turun 6 peringkat. United Kingdom turun 2 peringkat ke posisi 10. Laos 81, dan Myanmar 139. Kita juga masih lebih baik dari Meksiko yang jauh di bawah,” ujarnya.
Diperkenalkan oleh World Economic Forum pada 2004, The Global Competitiveness Report’s didasarkan pada Global Competitiveness Index yang menandakan daya saing ekonomi suatu negara dengan berdasar kinerja institusi, kebijakan dan faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu negara.
Adapun, skor GCI dihitung dengan menghimpun data tingkat negara yang mencakup 12 kategori/pilar daya saing, yakni institusi;infrastruktur; lingkungan makroekonomi; kesehatan dan pendidikan dasar; pendidikan tinggi dan pelatihan; efisiensi pasar, efisiensi pasar tenaga kerja; perkembangan pasar keuangan; kesiapan teknologi; ukuran pasar; kecanggihan bisnis; dan inovasi.
No | Factors | Index | Perubahan Index | |||||||||
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | (2008-2009) | (2009-2010) | (2010-2011) | (2011-2012) | (2012-2013) | ||
A. | Infrastruktur | 3.0 | 3.2 | 3.6 | 3.8 | 3.7 | 4.2 | +0.2 | +0.4 | +0.2 | -0.1 | +0.5 |
1 | Kualitas Infrastruktur Keseluruhan | - | - | - | 3.9 | 3.7 | 4.0 | - | - | - | -0.2 | +0.3 |
2 | Kualitas Jalan | - | - | - | 3.5 | 3.4 | 3.7 | - | - | - | -0.1 | +0.3 |
3 | Kualitas Infrastruktur Kereta Api | - | - | - | 3.1 | 3.2 | 3.5 | - | - | - | +0.1 | +0.3 |
4 | Kualitas Infrastruktur Pelabuhan | - | - | - | 3.6 | 3.6 | 3.9 | - | - | - | 0 | +0.3 |
5 | Kualitas Infrastruktur Transportasi Udara | - | - | - | 4.4 | 4.2 | 4.5 | - | - | - | -0.2 | +0.3 |
6 | Kualitas Infrastruktur Jumlah Penerbangan | - | - | - | 1,682 | 1,794 | 2,435 | - | - | - | +112 | +641 |
7 | Kualitas Jaringan Listrik | - | - | - | 3.7 | 3.9 | 4.3 | - | - | - | +0.2 | +0.4 |
8 | Kualitas Jaringan Mobile Telepon | - | - | - | 15.8 | 97.7 | 115.2 | - | - | - | +81.9 | +17.5 |
9 | Kualitas Jaringan Fix Telephone | - | - | - | 3.8 | 3.7 | - | - | - | - | -0.1 | - |
Sumber: Global Competitiveness Report (2008-2009, 2009-2010, 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013, 2013-2014) World Economic Forum