Bisnis.com, JAKARTA – Bulog menyatakan distribusi keuntungan dari penjualan daging sapi impor cukup adil, baik bagi distributor maupun pedagang eceran.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menyebutkan distributor maupun pedagang eceran mendapatkan keuntungan yang sama, yakni Rp3.000 per kg, dalam rantai penyaluran daging sapi impor ke konsumen.
Prosesnya, distributor mengambil pasokan dari Bulog dan mendapat keuntungan Rp3.000 per kg ketika menyalurkannya ke pedagang eceran. Demikian pula dengan pedagang yang mendapat keuntungan sama ketika menjualnya ke konsumen Rp75.000-Rp80.000 per kg.
“Itu pernah kami bicarakan dengan distributor dan pedagang,” ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (20/7/2013).
Tak hanya itu, Bulog mencadangkan Rp5.000 per kg untuk mengantisipasi penyusutan akibat proses pemisahan daging dari tulang (boning), pengemasan dan pembekuan.
“Artinya, Rp11.000 per kg yang kami berikan kepada distributor dan pedagang,” katanya.
Kendati demikian, Sutarto enggan menyebutkan berapa harga yang dipatok Bulog untuk distributor hingga pedagang dengan alasan terlalu rumit.
Namun, lanjutnya, setiap rantai penyaluran itu dapat dipertanggungjawabkan kepada pemerintah yang telah menugaskan Bulog untuk mengimpor daging sapi beku 3.000 ton guna meredam gejolak harga di dalam negeri.
Sebelumnya, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menolak bergabung dalam operasi pasar daging yang dilakukan Bulog karena keuntungan yang mereka dapatkan lebih kecil ketimbang distributor. Padahal, mereka harus menanggung beban penyusutan sekitar 2%-3%.