Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah harus terus memperhatikan pasokan beras di pasar untuk menjamin harga beras tidak melonjak saat musim paceklik dan permintaan meningkat.
Soetarto Alimoeso, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi), mengatakan pasar beras yang terintegrasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, membuat harganya mengalami fluktuasi saat pasokannya terganggu.
“Pemerintah harus memastikan pasokan. Pokoknya itu pasokan agar harganya tidak naik lagi,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Soetarto menuturkan harga dari berbagai jenis beras juga saling berkaitan, sehingga saat pasokan beras jenis tertentu mengakami gangguan, akan membuat harga beras jenis lainnya ikut mengalami fluktuasi.
Menurutnya, pasar beras di Cipinang memiliki peran penting dalam membentuk harga beras di wilayah lain. Pasalnya, pasar di daerah tersebut menyerap hingga 3.500 ton beras per hari dan mendistribusikannya ke wilayah lain.
“Seluruh pedagang di Cipinang sudah berkomitmen menurunkan harga beras, harusnya itu bisa dilakukan dan berdampak juga ke wilayah lain,” ujarnya.
Soetarto juga menyebutkan sebaiknya pemerintah tidak menghapus beras untuk keluarga miskin atau raskin, karena porsi penyerapan beras jenis itu mencapai 10% dari total konsumsi beras nasional.
“10% itu sangat menentukan pembentukan harga, makanya sebaiknya raskin jangan dihapuskan,” ucapnya.