BISNIS.COM, JAKARTA–Meski dikenal memiliki harga yang relatif mahal di antara komoditas sejenis dari negara lain, teh Ceylon banyak disukai oleh para pembeli dunia terbukti menguasai pangsa ekspor terbesar kedua setelah Kenya.
Pada tahun lalu, ekspor teh Ceylon mencapai 342.500 ton atau menguasai 16% dari total ekspor teh dunia.
“Permintaan terbesar datang dari negara–negara pecahan Soviet dan Timur Tengah,” demikian Plantations Sector Review 2013 yang dirilis TKS Research di Kolombo, Sri Langka.
Rusia adalah negara pengimpor teh terbesar dunia ini yang mengontribusi volume penjualan teh Sri Langka ke luar negeri hingga 21%. Di Rusia, teh asal Sri Langka mendominasi pasar.
Ekspor ke Rusia sempat merosot hingga 7% selama periode 2000 – 2009. Pada 2000, sebesar 47% ekspor ke Rusia dilakukan dalam bentuk gelondongan, sedangkan 41% dalam bentuk paket.
Dalam perkembangannya, pada 2009 ekspor gelondongan mencapai 68% dan paket kecil berkurang menjadi 18%. Ini karena faktor kenaikan pajak impor dalam bentuk paket, sedangkan impor dalam bentuk bulk bebas pajak.
Pemerintah Rusia membolehkan penggunaan merek Ceylon meski kandungan teh dari Sri Langka hanya 51%.
Pelanggan teh Sri Langka juga tersebar di kawasan Timur Tengah. Ekspor teh Sri Langka cukup bergantung pada Timur Tengah, di mana 60% ekspor langsung dilakukan ke Iran (18%), Syria (12%) dan Irak (11%).
Namun, kekacauan di sejumlah negara di kawasan membuat kinerja ekspor menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sri Langka juga mengekspor tehnya ke Turki.
Teh Sri Langka memeng terkenal nomor satu kualitasnya, juga harganya paling tinggi dibandingkan negara lain.
Negara Pengimpor Teh Sri Langka | |
Russia | 21% |
Iran | 18% |
Syria | 12% |
Irak | 11% |
Turki | 11% |
Libya | 9% |
U.A.E | 5% |
Azerbaijan | 5% |
Jordan | 5% |
Lainnya | 4% |
Sumber: Sri Langka Tea Board |