Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELAT TIMAH: Latinusa Minta Pemerintah Terapkan Dumping

BISNIS.COM, JAKARTA—Satu-satunya produsen pelat timah di Indonesia, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), berharap pemerintah segera menerapkan dumping terhadap produk pelat timah yang berasal dari Korea Selatan, Taiwan, dan China.

BISNIS.COM, JAKARTA—Satu-satunya produsen pelat timah di Indonesia, PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), berharap pemerintah segera menerapkan dumping terhadap produk pelat timah yang berasal dari Korea Selatan, Taiwan, dan China.

Direktur Utama Pelat Timah Nusantara (Latinusa) Ardhiman T.A. mengatakan berdasarkan peraturan organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO), dumping seharusnya bisa diterapkan kuartal III atau kuartal IV tahun ini.

“Penerapan itu seharusnya setahun setelah pengajuan petisi dumping kepada KADI [Komite Anti Dumping Indonesia],” tuturnya dalam jumpa pers, Kamis (13/6/2013).

Latinusa masih menunggu penyelidikan yang dilakukan pemerintah terkait dengan dugaan importir yang menjual harga lebih murah di pasar Indonesia.

Perseroan merugi selama 2 tahun berturut-turut akibat gempuran produk impor yang mengandung dumping dari tiga negara tersebut.

Dia menyebutkan rugi perseroan 2011 sempat mencapai US$1,6 juta dan terus membengkak menjadi US$6,47 juta pada 2012.

“Padahal, sebelumnya kami bisa mengambil marjin untung sekitar 4%-6% dari setiap penjualan,” katanya.

Kerugian itu terjadi karena Latinusa terpaksa menurunkan harga jual demi dapat bersaing dengan produk impor. Namun, dia tidak dapat menyebutkan harga jual pelat timah Latinusa secara rinci karena dinilai terlalu sensitif.

Dia menjelaskan penjualan bersih 2011 tercatat hanya Rp1,2 triliun atau turun 7,35% dari pencapaian 2010.

Latinusa kemudian mengajukan permohonan tindakan antidumping pada 3 Februari 2012 yang selanjutnya ditindaklanjuti oleh KADI dengan melakukan penyelidikan mulai 25 Juni 2012.

Tindakan antidumping itu akan menciptakan perdagangan yang adil sehingga Latinusa dapat mematok harga jual berdasarkan keuntungan yang wajar.

Dumping ini kan sudah merusak pasar kami. Kalau bisnis ini dilakukan dengan fair, kami tidak perlu banting-bantingan harga,” ujarnya.

Kapasitas produksi saat ini memang hanya 160.000 ton per tahun atau di bawah kebutuhan nasional sebanyak 240.000 ton, tetapi Latinusa secara jangka panjang ingin meningkatkan kapasitas produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper