BISNIS.COM, JAKARTA—Asosiasi Logistik Indonesia memproyeksikan rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak jenis solar dari Rp4.500 menjadi Rp5.500 dapat memberikan dampak kenaikan biaya transportasi darat dan biaya total logistik.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Mashita menjelaskan pihaknya memperkirakan biaya transportasi logistik melalui darat akan naik 10% dan biaya total logistik akan naik 5% bila bahan bakar minyak jenis solar subsidi naik menjadi Rp5.500 per liter.
“Kenaikan solar harus dibarengi dengan jaminan dari pemerintah agar kelangkaan solar tidak terjadi lagi di semua daerah karena pelaku usaha membutuhkan ketersediaan pasokan solar yang merata,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/5).
Dia juga menegaskan dengan perbedaan harga solar subsidi dan non subsidi hingga 2 kali lipat maka pemerintah harus meningkatkan pengawasan agar mencegah penyelewangan solar.
Menurutnya penyelewengan solar sering dilakukan oleh sejumlah oknum dan kemudian dijual pada pelaku industri dan pelayaran yang seharusnya menggunakan solar non subsidi Rp11.400 per liter.
Dia juga menilai untuk mengatasi kenaikan biaya logistik di luar Pulau Jawa yang diperkirakan naik hingga 15% maka pemerintah harus menurunkan biaya container handling charge.
Pemerintah , imbuhnya, harus menurunkan biaya container handling charge di pelabuhan domestik hingga 50% karena komponen biaya pelabuhan mencapai 40% dari biaya pengiriman kontainer antar pulau.