Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhub Bentuk Task Force Percepat Proyek Kapal Ternak

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Perhubungan membentuk gugus tugas (task force) untuk mempercepat pengadaan kapal khusus angkutan ternak.

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Perhubungan membentuk gugus tugas (task force) untuk mempercepat pengadaan kapal khusus angkutan ternak.

Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan Bobby R. Mamahit  menjelaskan pihaknya melakukan penyusunan gugus tugas (task force) yang terdiri dari Ditjen Peternakan dan Hewan, Ditjen Perhubungan Laut, Indoensian National Shipowners Assosiation (INSA), DPP Pelayaran Rakyat, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).

Pembentukan gugus tugas itu untuk mempercepat pelaksanaan pengadaan kapal angkutan khusus ternak.

"Kita libatkan berbagai stakeholder terkait pengadaan kapal ternak," ujarnya di Jakarta, belum lama ini. 

Keterlibatan INSA, imbuhnya, untuk mendorong pelayaran nasional untuk ikut terlibat mengadakan kapal khusus untuk angkutan ternak sapi dan kerbau.

Dia juga telah menginstrusikan setiap kepala unit pelaksana tugas (UPT) Ditjen Perhubungan Laut untuk melakukan penataan bongkar muat ternak sapi dan kerbau.

Berdasarkan data Kemenhub selama ini kapal pengakut ternak menggunakan kapal pelayaran rakyat dan bukan kapal khusus pengangkut ternak sapid an kerbau.  

Kapal pengangkut ternak yang menggunakan pelayaran rakyat juga tidak ada jaminan asuransi bila terjadi kecelakaan.

Selain itu kegiatan bongkar muat kapal ternak tidak sesuai standar kesejahteraan hewan (animal welfare) karena menggunakan tali yang diikatkan pada leher dan tanduk ternak.  

Kegiatan bongkar muat kapal ternak yang dilakukan secara tidak layak mengakibatkan ternak mengalami cedera dan menyebabkan berkurangnya berat badan.

Indoensia juga mendapat protes dari negara pengekspor sapi akibat kegiatan bongkar muat sapi yang tidak memperhatikan kesejahteraan hewan.

Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) rata-rata pengiriman sapi lokal asal Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur menuju Jakarta mencapai 190.000 ekor sapi per tahun. 

Kadin memperkirakan akibat sistem transit dan belum adanya kapal khusus angkutan ternak dapat menurunkan berat badan sapi hingga 12%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Others
Sumber : Henrykus F. Nuwa Wedo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper